Suara.com - Suguhan tari Penyambutan “ Sri Kamelawi “ ciptaan I Gusti Kompiang membuka pertunjukan wayang Orang Ramayana, Minggu (8/6/2014) malam di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Pertunjukan ini merupakan bagian dari "Road to Festival Wayang Indonesia 2014" yang rencananya akan digelar pada 13 -15 Juni 2014 di Kota Tua Taman Fatahillah, Jakarta Pusat.
Selama hampir dua jam, ratusan penonton terhanyut dalam kisah Rama dan Shinta yang dibawakan 20 pemain dari LKB Saraswati. Namun malam itu, penonton bukan disuguhi wayang orang gaya Jawa, tetapi kali ini Epos asal India dikemas dalam wayang orang gaya Bali, yang mungkin bagi sebagian kalangan masih belum terlalu akrab.
[gallery ids="77212,77210,77209"]
Epos dari India yang menceritakan perjalanan Rama dan Sinta ini, telah ratusan tahun telah diadaptasi oleh masyarakat Hindu di Jawa dan Bali secara turun temurun. Di Nusantara, kisah Ramayana telah diceritakan dalam berbagai bentuk seni seperti sastra, dongeng, lukisan, tarian dan musik, wayang kulit serta wayang orang.
“Pagelaran ini menjadi pembuka bagi Festival Wayang Indonesia 2014 mendatang dan kami ingin membangkitkan animo masyarakat dari berbagai usia, terutama para kaum muda agar tertarik untuk menyaksikan kesenian wayang orang sebagai salah satu seni pertunjukan asli Indonesia," ujar I Gusti Kompiang Raka dari LKB Saraswati.
Festival wayang ini, lanjut Kompiang, diharapkan dapat lebih mendekatkan serta menumbuhkan minat serta kecintaan kaum muda Indonesia pada kebudayaan Nusantara.
“Kami sangat mendukung insan-insan kreatif yang memiliki keinginan untuk mengangkat wayang orang yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah mendapat tempat di hati masyarakat dan dibuktikan dengan digelarnya acara tahunan Festival Wayang Orang Indonesia," papar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation sebagaimana dikutip dalam rilis yang diterima suara.com.