Suara.com - Pasien dengan kanker payudara diyakini dapat disembuhkan hingga 98 persen jika dideteksi sejak dini.
Untuk itu, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memeriksa kanker payudara sejak dini, salah satunya mammografi.
Dr. Alfiah Amiruddin MD, MS, Spesialis Bedah dan Konsultan Payudara RS Mitra Kemayoran, menganjurkan perempuan berusia 40 tahun ke atas, secara rutin paling tidak dua tahun sekali untuk mammografi.
Namun sayangnya, banyak perempuan menghindari mammografi lantaran pemeriksaan ini dianggap bisa menimbulkan rasa sakit pada payudara.
"Banyak pasien datang, mereka tidak mau di mammmografi, alasannya "takut ah Dok! Katanya sakit banget," ujarnya di sela-sela acara media workshop, Perawatan Menyeluruh Seputar Kesehatan Payudara di Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Padahal, kata Alfiah, jika waktu pelaksanaan mammografi tepat, rasa sakit pada payudara tidak akan terasa.
"Yang sakit itu jika pelaksanaan mammografi seminggu sebelum menstruasi. Karena hormon sedang naik, akan terjadi retensi cairan di dalam tubuh," jelasnya.
Retensi cairan yang berlebihan, lanjut Alfiah, akan membuat kulit menjadi strech. Inilah yang menyebabkan rasa sakit. "Jika ditekan, tentu terasa sakit," katanya lagi.
Hal itulah menjadi salah kaprah pada pasien yang ingin mammografi.
Untuk menghindari keluhan itu, Alfiah menyarankan pemeriksaan mammografi dilakukan seminggu setelah haid. Kondisi hormon dalam rentang waktu tersebut, kata dia, telah normal kembali dan payudara sudah lunak sehingga tidak akan terasa sakit saat melakukan mammografi.