Menyusuri Sejarah Jakarta di Kota Tua

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 01 Juni 2014 | 06:28 WIB
Menyusuri Sejarah Jakarta di Kota Tua
Kota Tua Jakarta (suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap hari Minggu, Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat tak pernah sepi oleh pengunjung. Kawasan Kota Tua, yang di masa penjajahan Belanda menjadi pusat pemerintahan, memang memiliki magnet tersendiri baik warga untuk mengunjunginya. Dan kini pemerintah provinsi DKI Jakarta makin serius mengelola Kota Tua, yang terkenal dengan bangunan bergaya kolonialnya, menjadi tujuan wisata utama di Kota Jakarta.
[gallery ids="72202,72203"]
Salah satu favorit warga saat berkunjung ke Kota Tua adalah Taman Fatahillah yang terletak tepat di depan bangunan Museum Sejarah Jakarta. Kawasan ini memang sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai. Bangunan lama yang mengelilingi taman ini, membuat Taman Fatahillah menjadi obyek foto yang sayang dilewatkan.

Bila Anda berkesempatan mengunjungi area Taman Fatahillah, jangan lupa meluangkan waktu untuk mengunjungi museum-museum yang berada di sekitarnya.

Ada banyak museum di di kawasan Kota Tua. Di sisi kirinya, ada Museum Wayang yang dulunya merupakan gereja. Sedangkan di sisi kanan ada Museum Keramik dan Seni Rupa, sedangkan di depan gedung museum ada Gedung Kantor Pos Indonesia.

Di Museum Sejarah Jakarta Anda dapat menelusuri jejak sejarah Jakarta sejak masa prasejarah. Salah satu koleksi Museum ini adalah meriam si Jagur, penjara bawah tanah, pedang eksekusi, hingga lukisam Gubernur Jenderal VOC Hindia Belanda tahun 1602 - 1942.

Sedangkan di Museum Wayang, Anda dapat melihat berbagai koleksi wayang dari daerah-daerah di Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera dan juga luar negeri antara lain Malaysia, Suriname, Kelantan, Perancis, Kamboja, India, Pakistan, Vietnam, Inggis, Amerika dan Thailand.

Ada sekitar 5.147 koleksi wayang di sini, terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Adapula beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi.

Anda juga dapat melihat boneka terkenal yang populer hingga saat ini, yakni si Unyil dan teman-temannya, yang dulu ditayangkan di TVRI.

Setelah puas berjalan-jalan di Museum wayang, Anda pun dapat mencoba tujuan berikutnya, yakni Museum Seni Rupa dan Keramik yang tepat berada di seberang Museum wayang. Sesuai dengan namanya, di bangunan bergaya Neo-Classic ini memiliki hampir 8000 koleksi seni rupa dan keramik.

Beberapa koleksi unggulan yang amat penting bagi sejarah perkembangan seni rupa Indonesia, seperti lukisan Bupati Cianjur karya Raden Saleh, pengungsian karya Hendra Gunawan dan Pejuang karya Agus Djaya. Sementara untuk keramiknya, Museum ini menyimpan koleksi keramik yang berasal dari berbagai sentra industri keramik di Indonesia, seperti Kasongan, Plered, Singkawang dan masih banyak lagi.

Selain tiga museum tersebut, Anda masih dapat mengunjungi Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indinesia yang letaknya berdampingan. Adapula Museum Bahari dan Menara Syahbandar yang terletak tepat di pinggir pantai Laut Jawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI