Suara.com - Lima dalang wayang tradisional yang menetap di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, mengikuti Festival Wayang Internasional di Nanchong, Tiongkok, pada 31 Mei-7 Juni 2014.
"Festival wayang di Cina itu akan diikuti dalang dari seluruh dunia," kata I Wayan Tunjung mewakili empat rekan dalang lainnya di Gianyar, Kamis (29/5/2014).
Ia bersama I Gede Suartana, I Nyoman Karang Mustika, I Komang Sudiarsa, dan Jennifer Goodlander akan membawakan lakon Mahabarata dan Ramayana dalam festival tersebut.
Jennifer adalah seorang profesor di bidang teater dan drama dari Indiana University, Amerika Serikat, yang sejak 2008 tinggal dan menetap di Ubud untuk belajar pedalangan.
Wayan Tunjung menganggap festival internasional tersebut sebagai upaya memperkenalkan budaya tradisional yang mulai terpinggirkan.
"Minat generasi muda terhadap seni pertunjukan wayang semakin rendah. Padahal wayang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai WBD (warisan budaya dunia)," ujarnya.
Menurut Wayan, perlu terobosan dan strategi agar kaum generasi muda kembali tertarik pada wayang. "Salah satunya mungkin dengan menyelipkan pelajaran pewayangan ke sekolah," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengemukakan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada budaya tradisi, khususnya wayang.
"Kami sudah berkomitmen memberikan ruang bagi seniman dalam setiap kegiatan pelestarian budaya melalui pentas seni," ujarnya.
Pihaknya memberikan kesempatan kepada para seniman di Kabupaten Gianyar untuk pentas secara bergiliran pada setiap kegiatan, seperti "yadya".
"Bulan Oktober mendatang kami akan menggelar workshop tentang pewayangan sehingga generasi muda kembali mendapat pencerahan pentingnya seni pewayangan. Kami saat ini mematangkan mekanisme workshop itu sehingga kesenian wayang bisa bangkit lagi dan diminati generasi muda," kata Sekda. (Antara)