Fakta dan Mitos Seputar Detoksifikasi

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 27 Mei 2014 | 15:54 WIB
Fakta dan Mitos Seputar Detoksifikasi
Ilustrasi detoksifikasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada banyak anggapan yang muncul terkait isu detoksifikasi. Seperti misalnya, menjadi cara efektif untuk menurunkan berat badan dan mendapatkan kulit yang lebih cerah.

Tetapi benarkah mitos itu, berikut panduan cepat untuk mengetahui apakah itu fakta atau hanya miros belaka. Panduan ini disusun Ilona Wesle, seorang ahli gizi yang juga mendirikan MyDetoxDiet.co.uk.

Bisa menumpuk berat badan kembali setelah detoksifikasi
Setelah melalui diet yang terkontrol ketat, banyak orang berharap atau bahkan berencana untuk makan berlebihan sehingga berat badan kembali membengkak bahkan melebihi dari berat semula. Menurut Wesle, detoksifikasi lebih banyak terkait dengan 'mencuci' pikiran daripada tubuh. Tak penting apakah anda melakukan detokfikasi dalam hitungan hari, minggu atau bulan, yang perlu Anda lakukan adalah menghentikan kebiasaan buruk dan membersihkan tubuh dari racun. Jadi ini mitos belaka.

Ada batas berapa banyak air yang harus dikonsumsi
Air adalah bagian penting dari proses detoksifikasi. Secara harfiah air akan melarutkan racun dari tubuh dan meningkatkan fungsi hati dan ginjal. Tapi minum air tak boleh dibawa ke titik ekstrim, karena overhydrating dapat menyebabkan sakit kepala dan mual. Intoksikasi (keracunan) air memang jarang tapi mematikan. kelebihan air bis amenggerus persediaan sodium dalam tubuh. 2,5 liter air sehari adalah optimal, boleh lebih jika memang banyak bergerak dan cuaca sangat panas. JadiĀ  ini fakta.

Tubuh bisa melakukan detoksifikasi sendiri tanpa diet khusus
Tubuh memang dirancang untuk berurusan dengan racun secara teratur. Pertanyaannya bisakah tubuh terus mendetoksifikasi diri dengan mempertimbangkan tingginya racun yang masuk ke tubuh setiap harinya? Udara polutif yang kita hirup, zat kimia dalam makanan, alkohol, rokok, stres, bahkan produk pembersih juga mengandung racun. Seratus tahun lalu mungkin tubuh tidak membutuhkan proses detoksifikasi. Tapi hari ini? Kami tidak begitu yakin, jadi kami berkesimpulan ini adalah mitos.

Detoksifikasi itu mahal
Dasar proses detoksifikasi sangat sederhana, yakni membantu membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang bisa membuat sakit atau kelebihan berat badan. Oleh karena itu, detoksifikasi akan memulihkan organ dalam melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Detoksifikasi bisa dilakukan secara sederhana seperti menghentikan konsumsi alkohol, mengurangi gula, daging merah, rokok atau makanan olahan. Sederhana dan bahkan mungkin menghemat uang. Jadi detoksifikasi itu mahal hanya mitos. (femalefirst.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI