Suara.com - Vitamin C, termasuk vitamin yang larut dalam air dan merupakan antioksidan yang sangat baik untuk melawan radikal bebas dan meningkatkan kekebalan tubuh. Karena sifatnya ini, vitamin C sangat dibutuhkan mereka yang tinggal di kota-kota besar dengan tingkat polusi tinggi.
Mengonsumsi vitamin C dalam jumlah cukup, dapat menghindarkan berbagai penyakit yang diakibatkan polusi dan radikal bebas. Ketika seseorang menderita flu, biasanya akan meminum vitamin C, bukan untuk mengobati tetapi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah dampak yang lebih buruk.
Vitamin C juga menguatkan tulang, baik untuk pertumbuhan maupun menyembuhkan tulang. Vitamin C juga bisa menurunkan risiko stroke.
Bagi para perempuan, vitamin C juga bisa mencegah penuaan kulit. Itu sebabnya hampir semua produk untuk kecantikan kulit mengandung vitamin C. Pasalnya, vitamin C penting untuk pembentukan kolagen yang membuat kulit lebih segar, lebih kenyal dan lebih cerah. Vitamin C akan mencegah kulit kering. Tak heran jika orang menyebut Vitamin C sebagai rajanya vitamin.
Lalu dari mana vitamin C bisa didapat? Vitamin C bisa didapatkan dari asupan sehari-hari ataupun suplemen. Vitamin C banyak ditemukan pada sayur dan buah-buahan, seperti jeruk, strawberi, mangga, pepaya, blueberie dan raspberie, nanas, brokoli, kol, bunga kol dan sebagainya.
Mendapatkan vitamin C dari bahan alami memang lebih disarankan. Kalaupun memilih suplemen disarankan yang aman. "Pilih sodium ascorbate yang aman untuk tubuh," ujar dr. Arenia Indahni dari Stanford Medical Center.
Karena tubuh tidak dapat memproduksi atau menyimpan Vitamin C, maka disarankan untuk mengonsumsi vitamin C setiap hari. Idealnya, tubuh membutuhkan vitamin C sekitar 75mg setiap hari. Namun bagi mereka yang tinggal di kota besar dengan tingkat polusi tinggi, apalagi mereka yang merokok disarankan mengonsumsi vitamin C sekitar 1000 mg setiap hari.
Ada anggapan terlalu banyak mengonsumsi vitamin C tak bagus untuk tubuh, tetap menurut ahli tak ada istilah terlalu banyak untuk vitamin C. "Kelebihan vitamin C akan dibuang melalui urine," ujar Arenia, sambil mengingatkan kekurangan vitamin C akan berdampak buruk bagi tubuh.
Ada beberapa hal yang mempercepat proses larutnya vitamin C. Kebiasaan merokok menghilangkan 25 persen vitamin C dalam darah. Senyawa lain yang berdampak buruk adalah kafein. "Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C," jelas Arenia.