Suara.com - Tak semua perkawinan berjalan indah dan sesuai harapan. Ada banyak masalah yang mungkin muncul --mulai komunikasi yang buruk, egoisme salah satu pihak, pengkhianatan atau masalah keuangan-- jika tidak bisa ditangani dengan baik, kadang memaksa sebuah perkawinan harus diakhiri dengan perceraian.
Mungkin tak ada orang yang pernah membayangkan perceraian. Namun kadang perceraian tak bisa dihindari. Dan jika perceraian harus terjadi, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan untuk memastikan hak-hak Anda terpenuhi.
Sebelum memutuskan untuk berpisah, disarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasil ke Konsultan perkawinan atau profesional lainnya. Ini penting, karena siapa tahu mereka bisa membantu menyelamatkan perkawinan Anda, apalagi jika Anda merasa ada harapan untuk menyelamatkan perkawinan ini. Seorang konsultan perkawinan akan menemukan apa yang salah dalam perkawinan Anda, bagaimana mengatasinya dan bagaimana move on.
Jika memang perkawinan tak bisa diselamatkan, maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah keuangan keluarga. Ketahui semua aset dan utang keluarga. Mengapa ini penting, karena menyangkut pembagian harta nantinya. Selain itu Anda juga perlu menyiapkan sejumlah dana tertentu untuk 'menghidupi' keluarga Anda. Pastikan apakah pekerjaan Anda dan pasangan aman untuk membiayai keluarga yang harus terpisah.
Hal lain yang harus diperhatikan sebelum bercerai, adalah hak asuh anak. Dalam UU perkawinan, hak asuh untuk anak usia di bawah 14 tahun otomatis akan jatuh ke ibu. Tetapi tetap pastikan pembagian waktu yang tepat untuk anak-anak Anda.
Yang tak kalah penting adalah berbicara dengan pangacara. Sebelum Anda memutuskan bercerai pastikan mendapat nasehat hukum dan informasi selengkap-lengkapnya. Jangan pernah meneken perjanjian, hingga ada kepastian tunjangan yang Anda peroleh setelah perceraian. (boldsky.com)