G-spot Hanya Mitos?

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 22 Mei 2014 | 20:00 WIB
G-spot Hanya Mitos?
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada awalnya, orang percaya hanya ada satu jenis orgasme pada perempuan. Lalu dalam perkembangan ditemukan G-spot, yang konon mampu menciptakan orgasme luar biasa pada perempuan. Maka lahirlah istilah big-O. Namun studi terbaru justru menemukan sesuatu yang berbeda.

Sebuah hasil penelitian yang dirilis akhir Februari lalu, menyebut G-spot sebenarnya tak ada. "G-spot itu tak ada, yang ada adalah C-spot, yakni klitoris. Ini yang menjadi menghadirkan kenikmatan pada perempuan," ujar Dr. Susan Oakley, seorang gineokolog dari Good Samaritan Hospital, di Cincinnati, Ohio, AS yang ikut melakukan penelitian ini.

Penelitian ini juga menyebut klitoris sebagai bagian tubuh perempuan yang paling sensitif.  Dan kenikmatan ditentukan oleh ukuran dan letak klitoris di alat genital perempuan.  Dalam penelitiannya, para peneliti menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memindai panggul dari 30 perempuan yang rata-rata berusia 32 tahun.

Sepuluh dari perempuan yang diteliti mengaku jarang atau tidak pernah mencapai orgasme, meskipun sudah berusaha. Sedangkan sisanya memiliki pengalaman yang normal saat berhubungan seks.  Menurut penelitian itu, perempuan yang memiliki masalah orgasme, biasanya ukuran klitoris mereka lebih kecil dan terletak jauh dari vagina.

“Kami mendokumentasikan bahwa ukuran klitoris dan lokasi mungkin penting dalam mempengaruhi fungsi seksual, khususnya orgasme,” ujar Oakley.

Namun tim peneliti belum bisa menjelaskan bagaimana ukuran klitoris bisa mempengaruhi kepuasan seksual pada perempuan.
kami belum bisa menjelaskan, lanjut Oakley, apakah klitoris mereka membesar karena sering mengalami orgasme atau sebaliknya karena klitoris mereka maka fungsi seksualnya berjalan normal.

Oakley dan timnya hanya menduga klitoris yang lebih besar memiliki lebih banyak ujung syaraf, dan semakin dekat dengan vagina makin mudah untuk distimulasi. "Mungkin dengan kontak langsung dan stimulasi di klitoris akan melahirkan lebih banyak sensasi," ujar Oakley. (Huffington Post)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI