Tentang Gedung Joang 45 dan Rumah Polonia

Esti Utami Suara.Com
Senin, 19 Mei 2014 | 15:23 WIB
Tentang Gedung Joang 45 dan Rumah Polonia
Gedung Joeang 45 di Jalan Menteng Raya (Foto: suara.com/Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memilih Gedung Joang 45 sebagai tempat deklarasi. Tentu bukan alasan mengapa tempat ini dipilih. Pasangan ini berharap akan selalu terilhami semangat 45.

Bangunan bergaya Indische ini dibangun pada  tahun 1920-an, dan sejak 1974 difungsikan menjadi Museum Joang 45 yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Awalnya bangunan di Jalan Menteng Raya no. 31 ini adalah hotel yang dikelola oleh keluarga “L.C. Schomper”, seorang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia. Hotel ini diberi nama Schomper sesuai nama pemiliknya dan termasuk salah satu yang terkenal di pinggiran Batavia, saat itu.

Bangunan utama berdiri megah di tengah diapit deretan bangunan kamar-kamar penginapan di sisi kiri dan kanannya.  Namun kini hanya tersisa beberapa kamar, sedangkan bangunan utama difungsikan menjadi perpustakaan. Sejumlah jejak perjuangan kemerdekaan dan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia di museum ini. Di antaranya adalah mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2. Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.

Selain itu ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung-patung dada.

Sedangkan Rumah Polonia, di Jalan Cipinang Cimpedak II No.29, Jakarta Timur mungkin belum banyak yang mengenalnya. Rumah yang berdiri di atas lahan 5000 meter persegi ini, menjadi terkenal setelah Pasangan  Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memilihnya menjadi tempat untuk deklarasi.

Rumah ini dipilih karena menyimpan sejarah. Rumah ini diyakini menjadi rumah pertama Indonesia Ir Soekarno. Namun dalam perjalanannya, rumah itu telah beberapa kali berpindah tangan.

Dipilihnya rumah bekas tempat tinggal proklamator Indonesia itu, atas dasar kesepakatan bersama anggota koalisi.  Rumah Polonia ini dipilih juga karena para anggota koalisi menginginkan dengan dipilihnya bekas rumah Bung Karno akan memberikan semangat perjuangan kepada tim. Selain itu, rumah Bung Karno ini juga memiliki luas yang cukup mendukung untuk acara pendeklarasian Prabowo-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden.

“Ini adalah dulu rumah tinggalnya Bung Karno, pada waktu tertentu. Jadi rumah ini mempunyai catatan sejarah dan merupakan bagian dari kehidupan Bung Karno. Jadi kita ingin mencerminkan bahwa kita melanjutkan semangat dan jiwanya perjuangan Bung Karno,” kata Drajat Wibowo, Wakil Ketua Umum PAN.  Kini rumah yang terletak tak jauh dari Stasiun Jatinegara ini, difungsikan menjadi kantor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI