Suara.com - Sejumlah biro umrah di Semarang, Jawa Tengah, meniadakan kunjungan ke peternakan unta untuk mengantisipasi penularan Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV).
"Sebenarnya, kunjungan ke peternakan unta di Mekkah menjadi menu 'wajib' paket umrah kami. Tetapi, itu dulu sebelum merebak MERS-CoV," kata Direktur Haji PT Fatimah Zahra Mohamad Rifky di Semarang, Rabu (14/5/2014).
Menurutnya, kunjungan ke peternakan unta dimaksudkan untuk memanjakan jamaah umrah biro perjalanan itu karena jamaah bisa merasakan kelezatan rasa susu hasil perasan langsung dari unta.
"Kami tiadakan (kunjungan ke peternakan unta, red.) sebagai antisipasi. Sebisa mungkin, kami hindari kontak dengan unta. Kalau ditiadakan sama sekali ya tidak mungkin, di jalan-jalan kan tetap bertemu unta," katanya.
Sebagai gantinya, jamaah hanya diperkenankan melihat dari jauh dan tetap berada di dalam mobil, ketika di tengah perjalanan di Tanah Suci bertemu dengan gerombolan unta yang sedang digembalakan.
Kewaspadaan terhadap MERS-CoV juga dilakukan semasa calon jamaah menjalani manasik sebelum berangkat umrah, seperti imbauan mengenakan masker saat bepergian dan menghindari kerumunan orang.
"Kami ingatkan calon jamaah untuk menjaga kondisi kesehatan, membiasakan mencuci tangan sebelum makan, serta tidak menyentuh organ sensitif, seperti hidung, mulut, dan telinga sebelum cuci tangan," katanya.
Berkaitan dengan merebaknya MERS-CoV, ia mengakui sejauh ini belum memengaruhi minat masyarakat untuk berangkat umrah. Permintaan masyarakat untuk melakukan ibadah umrah masih tinggi.
"Kami masih memberangkatkan sekitar 3-4 kali rombongan umrah setiap minggu. Setiap pemberangkatan setidaknya ada 90-180 orang, baik berasal dari Jawa Tengah, maupun daerah lain di luar Jawa," kata Rifky.
Pemilik biro umrah Al Husna, Tengku Rifai, juga meniadakan kunjungan ke peternakan unta bagi jamaah umrah ."Kunjungan ke peternakan unta sementara ini kami hilangkan. Ya, untuk menghindari kontak secara langsung dengan unta. Sebagai gantinya, kami ajak jamaah ke berbagai tempat lain di Mekkah," katanya.
Namun, Rifai mengakui merebaknya MERS-CoV cukup berpengaruh dengan minat masyarakat untuk berangkat umrah. Biasanya, pihaknya rata-rata memberangkatkan 100 orang per bulan, akan tetapi saat ini berkurang separuhnya. (Antara)