Suara.com - Majapahit, siapa tak kenal salah satu kerajaan kuno terbesar di Nusantara ini? Lalu seperti apa masakan di kerajaan yang menjadi cikal bakal Indonesia ini?
Chef Hugo, pada acara bertajuk "Dapur Raja" di Jakarta beberapa waktu lalu membagi hasil risetnya tentang kuliner kerajaan yang berdiri akhir abad ke-13 itu. Menurutnya, racikan bumbu dan cara memasak khas Majapahit tertulis dalam lontar-lontar yang ditulis pada masa itu.
"Masakan Majapahit hampir mirip dengan masakan Bali. Karena keduanya memang memiliki tradisi Hindu-Buddha yang kuat. Bumbu dan bahan yang sering dipakai pun hampir sama," jelas Chef Hugo sambil menambahkan jukut, salah satu hidangan jaman Majapahit hingga kini bahkan masih banyak ditemukan di Bali.
Ini bisa dipahami, karena setelah agama Hindu terdesak oleh perkembangan Islam banyak pemeluknya yang menyingkir ke Bali.
Dan dalam tradisi Majapahit bumbu itu tak sekedar penyedap rasa, tetapi memiliki makna tertentu. Salah satu pedoman meracik bumbu itu, lanjut Chef Hugo dinamakan dharma caruban. Racikan ini terdiri dari kencur yang menjadi simbol Pandawa lima dipakai 5 bagian. Lengkuas menjadi simbol Bima yang dapat dipakai 9 bagian. Kunyit yang menjadi simbol Arjuna dapat dipakai dengan 7 bagian.
Ada juga jahe sebagai simbol dari Nakula yang dapat dipakai menjadi 4 bagian. Sedangkan bawang putih merupakan simbol dari Sahadewa dapat dipakai dengan 8 bagian. Untuk jeruk limau sebagai simbol Dewi Drupadi hanya sebagai pelengkap masakan saja.
"Jika mengikuti perbandingan dan formula ini, rasa masakan akan menjadi pas, khususnya untuk sup, daging bebek, dan ayam ungkep seperti khas Bali," ujarnya. Selain bumbu tersebut, ada pula kedua bumbu khas yang dinamakan bumbu genap kecil dan bumbu wewangen.