Suara.com - Saya seorang laki-laki Kristen berumur 33 tahun. Sejak berumur belasan saya merasa saya seorang biseksual, tapi saya tak tahu ke mana kecenderungan saya. Saya dibesarkan di lingkungan yang menganggap homoseksual sebagai hal yang tabu.
Saya pernah punya pacar perempuan, tetapi akhirnya putus karena dia sakit serius. Saya juga enggan menjalin hubungan serius dengan perempuan, karena khawatir mereka akan mengajak berkeluarga dan memiliki anak. Terus terang saya tak siap untuk itu.
Demikian keluhan yang diajukan seorang laki-laki, sebut saja James yang merasa dirinya seorang biseks. Menanggapi keluhan ini, Pamela Stephenson Connolly, seorang terapis seks di London, Inggris mengatakan lingkungan memang mempengaruhi seksualitas seseorang.
Ini yang menyulitkan James menentukan orientasi seksnya. James, menurut Connolly, juga mungkin saja masih dalam tahap pemulihan dari trauma putus dengan kekasihnya yang sakit.
"Putus dengan pasangan yang sakit memang traumatik, dan Anda kini mungkin masih dalam tahap penyembuhan. Namun jika sudah menemukan kecenderungan dalam dirinya, beranilah menjalin hubungan yang lebih serius," ujarnya.
Connolly juga mengingatkan, menghindari sebuah hubungan karena takut diajak menikah adalah irasional. Sebab, tuntutan untuk memiliki keluarga tak hanya monopoli perempuan.
"Laki-laki yang Anda kencani mungkin juga meyimpan keinginan untuk mengadopsi seorang anak, Jadi apa bedanya?" ujarnya.
James disarankan untuk mulai mengenal lebih dekat seseorang. "Tak harus secara fisik dan seks, yang penting memungkinkan Anda mengenal siapa diri Anda sebenarnya," pungkasnya. (The Guardian)