Suara.com - Selama ini kehidupan malam, selalu diasosiasikan dengan minuman beralkohol dan mabuk-mabukan. Dan mabuk diyakini menjadi salah satu pemicu terjadinya tindak kejahatan.
Fakta inilah yang melatar belakangi, makin banyaknya bar bebas alkohol atau yang biasa disebut 'dry bar' bermunculan di Inggris. Skyy News, awal April lalu melaporkan bar tanpa alkohol yang banyak didanai oleh badan amal anti - alkohol ini menjadi sinyal perubahan sikap di kalangan pemuda Inggris .
"Katakanlah Anda pergi keluar tiga malam dalam seminggu, jika Anda mengganti satu malam saja tanpa mengonsumsi minuman beralkohol dan ada tempat yang bagus untuk itu, di mana Anda tidak perlu menghabiskan uang untuk alkohol ini tentu alternatif yang baik," kata Sophie Fordham, seorang mahasiswi di London, Inggris .
Dan Fordham bukan satu-satunya kaum muda yang menyambut positif bar tanpa alkohol ini. Menurut data yang dikutip oleh Skyy News, jumlah konsumsi alkohol makin menurun. Survei itu menunjukkan, pada kurun 2005-20012, prosentasi peminum pada orang dewasa (usia antara 25-44 tahun) menurun dari 74 % menjadi 63 % (laki-laki) dan dari 62% menjadi 50 % (perempuan).
Tahun lalu, Guardian juga melaporkan banyak orang menikmati minuman yang disuguhkan sejumlah 'dry bar' yang banyak bermunculan di Inggris. "Saya menikmati koktail (minuman beralkohol yang sudah diberi bahan tambahan) saya," seorang warga London mengisahkan pengalamannya kongkow di 'dry bar'. Ia memang merasakan ada yang hilang dalam minuman yang disajikan, tetapi ia mengaku akan kembali lagi ke 'dry bar' ini.
Bar bebas alkohol juga mulai bermunculan di Amerika Serikat. Sebuah media lokal Eater, tahun lalu menulis sebuah bar bebas alkohol berdiri di pinggiran kota Chicago, dan bertujuan untuk memberikan tempat bagi mereka yang ingin sembuh dari kecanduan alkohol. Tempat itu seperti sebuah bar, tapi tanpa minuman keras. (Sumber: The Guardian)