Tetapi juru bicara kelompok tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan bahwa mereka sudah menduga akan menerima kecaman dari segelintir orang. Menurut dia video ini menyentuh banyak akar masalah dalam komunitas muslim.
"Banyak orang berpikir bahwa Anda harus mengikuti semua aturan yang ditentukan untuk menjadi muslim yang baik. Tetapi bagi kami, sebagai generasi kedua dan ketiga dari muslim Inggris, bukan itu masalahnya. Kami bersyukur bisa bertumbuh dalam masyarakat Inggris dengan kebebasan berekspresi...dan kami bersyukur bahwa iman kami memberi kami ruang untuk menjadi warga Inggris sekaligus muslim," kata dia.
Sementara itu sebuah website berita muslim, Shaam Post, menulis bahwa Sheikh Abdul-Hakim Murad menyesal telah terlibat dalam video itu dan kini menjaga jarak dengan masalah tersebut.
Tetapi kepada Honesty Policy mengatakan laporan itu bohong belaka. Sheikh Abdul-Hakim Murad sendiri, kepada The Independent, mengatakan dia "bahagia bisa terlibat" dalam program itu, yang menurut dia membebaskan komunitas muslim dari "citra negatif yang membelenggunya".
Adapun Shaam Post belum menjawab permintaan The Independent untuk mengkonfirmasi, atau pun tidak, laporan tersebut.
"Sebagian besar kritik terhadap video ini datang dari tempat yang tidak berdasar dan dengan menanggapinya kami seperti menyiram bensin ke api. Banyak orang dalam komunits muslim bisa merasa tidak berdaya menghadapi hal ini, tetapi kami ingin mengembalikan suara kepada orang-orang biasa itu," kata sang juru bicara. (The Independent)