Tarian "Happy" Komunitas Muslim Inggris Bagi Kebahagiaan di YouTube

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 21 April 2014 | 17:06 WIB
Tarian "Happy" Komunitas Muslim Inggris Bagi Kebahagiaan di YouTube
Tampilan blog Honesty Policy (Screenshot Honesty Policy Wordpress).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesuksesan single "Happy" di dunia membuat Pharrell Williams meneteskan air mata dalam sebuah talk show dengan Oprah Winfrey, tetapi dia dizinkan kembali menangis haru jika melihat komunitas muslim Inggris menari penuh bahagia diiringi lagunya.

Ya, dalam video berdurasi 4 menit 13 detik yang diunggah ke YouTube itu belasan anak-anak, gadis, ibu, pemuda, hingga kakek-kakek menari penuh senyum diiringi lagu "Happy" milik Williams. Mereka semua muslim dan video itu digagas oleh kelompok orang-orang muda Islam di Inggris yang menamakan dirinya "Honesty Policy".

Bahkan video itu juga menampilkan salah satu ulama Inggris, Timothy Winter, atau yang dalam komunitas muslim Inggris dikenal sebagai Sheikh Abdul-Hakim Murad. Salah satu pemikir teologi Islam terkemuka di Inggris dan dosen di Cambridge University itu tampil dalam video itu pada detik ke-42 sambil memegang kertas bertuliskan "I'm Happy".


"Beginilah yang kami inginkan. Sebuah komunitas nasional berkumpul bersama untuk kemaslahatan bersama. Setiap orang mengorbankan sedikit waktu demi kebaikan yang lebih besar," tulis Honesty Policy dalam blog resmi mereka.

Diunggah di YouTube pada 15 April 2014 silam, video berjudul "Happy British Muslims #HAPPYDAY" itu hingga Senin petang (21/4/2014) sudah diakses lebih dari 1,1 juta kali.

"Kami terdiri dari para ilmuwan, aktivis, artis, pelajar, profesional, bloger, orang-orang biasa, berkumpul dalam satu video," tulis mereka lebih lanjut.

"Kita warga Inggris punya reputasi buruk karena sedikit kaku, tetapi video ini menunjukkan sebaliknya. Kami BAHAGIA. Eklektik. Kosmopolitan. Beragam. Kreatif. Gembira. Santai. Dan apa saja yang bisa Anda pikirkan," tutup mereka

Dicap Haram

Meski demikian, di tengah banjir komentar positif, ada pula sekelompok kecil orang yang mengatakan video tersebut haram dan tidak layak dilakukan oleh muslim yang taat.

Bahkan dalam program radio BBC Asian Network pada Senin (20/4/2014) perdebatan tentang haram atau halalnya video itu mengemuka dan memicu kontroversi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI