Untuk menghadirkan rasa asli masakan Minang, koki-koki yang awalnya memiliki basis masakan Jepang, diberi pelatihan khusus oleh pemilik Suntiang yang memang asli Solok, Sumatera Barat.
"Kami benar-benar belajar memasak makanan Minang, mulai dari bumbunya, masak rendang yang memang saya akui sangat berat, semua proses dipelajari sekitar satu bulan, sampai akhirnya kami benar-benar bisa," ujar M. Lutfi Abadi, kepala koki Suntiang. Dari hasil 'berguru' inilah koki-koki kemudian berkreasi dan berinovasi untuk mengkombinasikan kedua karakter masakan tersebut.
"Kita selalu uji coba untuk mendapatkan rasa yang pas. Seperti misalnya menurunkan tingkat keasaman pada nasi, menurunkan kepedasan rendang. Karena kalau salah sedikit saja, rasa bisa tabrakan. Kita sering minta pendapat owner atau teman-teman. Tidak jarang tamu memberi masukan pada kami tentang menu-menunya," tambah Lutfi.
Restoran yang berdiri sejak November 2011 ini, akan membuka cabang barunya di Grand Indonesia pertengahan tahun ini. Tertarik mencicipi keunikan rasa hasil 'perkawinan' masakan khas Minang dan Jepang ini? Anda tak perlu takut merogoh kocek dalam-dalam, karena harganya hanya berkisar Rp 9.000 sampai Rp. 90.000 saja.