Pentas "Lidah Basilek Piriang Badantiang" di Galeri Indonesia Kaya

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 06 April 2014 | 13:09 WIB
Pentas "Lidah Basilek Piriang Badantiang" di Galeri Indonesia Kaya
Tom Ibnur dalam sebuah pementasan (Foto: www.djarumfoundation.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penari dan penata tari berdarah Minang, Arison Ibnur atau yang akrab dipanggil Tom Ibnur, akan mementaskan pertunjukan tari hasil koreografinya "Lidah Basilek Piriang Badantiang" di Galeri Indonesia Kaya, Minggu (6/4/2014) sore pukul 15.00 waktu Indonesia barat (WIB)

Dalam pertunjukan kali ini, penari kelahiran Padang yang telah menorehkan prestasi di panggung internasional, akan kembali mengangkat tari tradisional Minang.  Lidah Basilek, Piriang Badantiang secara harafiah berarti lidah bersilat, piring berdenting.

Ya pertunjukan tari ini akan  mengambil inspirasi dari dua hal yang bagi masyarakat Minang saling terkait, antara seni kuliner dan seni pertunjukan. Ketika lidah bersilat menikmati kuliner yang dihidangkan, piring pun berdenting, bunyinya kemudian ditampilkan dalam tarian Minangkabau.

"Ketika lidah bersilat menikmati kuliner yang dihidangkan, piring pun berdenting Dan bunyinya kemudian ditampilkan dalam tarian Minangkabau," demikian siaran pers dari 'Bakti Budaya Djarum Foundation, yang diterima Suara.com.

Tom Ibnur memulai kariernya sebagai koreografer dengan menggeluti seni tari Minangkabau dan Melayu, khususnya Zapin. Seiring berjalannya waktu, perbendaharaan gerakannya terus berkembang mulai dari kekayaan tari dan budaya nusantara menuju pada kreasi baru dan kontemporer. Sebagai seniman, dia juga mendalami desain mode, modelling serta manajemen kesenian.

Pertunjukan ini, melengkapi tema Pulau Sumatera yang diangkat Galeri Indonesia Kaya, bulan Maret-April ini. Sehari sebelumnya, di Galeri Indonesia Kaya juga mementaskan seni Minang, "Jodhi Yudono dalam Nyanyian Puisi: Dendang Sajak Penyair Minang".

Kali ini Jodhi Yudono kembali berkarya dengan menggubah puisi menjadi lagu. Diiringi gitar dan didukung cello, biola, flute, perkusi, dan piano, Jodhi Yudono memberi sentuhan kontemporer pada  syair-syair Minang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI