Upss, Tas-tas Cantik ini Dari Bahan Daur Ulang

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 27 Maret 2014 | 08:31 WIB
Upss, Tas-tas Cantik ini Dari Bahan Daur Ulang
Aneka tas produk 'Lumintu' (Foto: Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aneka tas tangan, tas kantor, tas laptop, tas travel dan dompet itu terlihat cantik. Sekilas, kita tak akan menyangka jika tas-tas cantik itu dibuat dari hasil daur ulang sampah rumah tangga. Selain berbagai jenis tas, juga ada  tikar anyam, sajadah, perlengkapan kantor,  kotak pensil, serta berbagai macam pajangan atau mainan robot.

'Lumintu' demikian barang-barang itu diberi merek oleh pembuatnya. Adalah Slamet Riyadi, warga Cileduk, Tangerang Selatan yang memprakarsainya. Produk daur ulang dari limbah rumah tangga, seperti alumunium voil yang biasa dipakai untuk mengemas obat-obatan, susu, pestisida ataupun pasta gigi ini dicetuskan lebih dari 15 tahun yang lalu.

Sebelum isu pemanasan global belum ramai dibicarakan orang, Slamet sudah melihat peluang usaha produk daur ulang ini. "Memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi," ujarnya saat ditemui suara.com di workshop Lumintu, Rabu (26/3/2014) di Cileduk, Tangerang Selatan.

Saat itu, lanjutnya, daur ulang masih langka. Awalnya bahan baku limbah sangat mudah dicari. Banyak pabrik yang membuang limbahnya secara gratis. Namun belakangan, banyak orang melihat ini sebagai peluang bisnis. "Muncul lah broker-broker yang menjual limbah kepada saya," terang Slamet.

Ini yang membuat Slamet mulai kesulitan mendapatkan bahan baku. Beruntung, masih ada beberapa perusahaan yang peduli terhadap kegiatan 'Lumintu', dan memberikan limbah mereka secara gratis.  Bahan ini sifatnya lentur, elastis dan mudah dibentuk. Dan yang penting, limbah itu juga tahan air, tahan api dan cukup kuat digunakan. "Telah lolos standar internasional untuk pengemasan produk," Slamet mempromosikan produknya.

Dan, Slamet tak sekedar berproduksi. Ia juga memberdayakan masyarakat sekitar. Produk-produk 'Lumintu' lahir dari tangan-tangan pengrajin yang usianya tidak muda lagi. Dari sekitar 50 pengrajin, 30 orang di antaranya lansia.

"Para lansia itu pionirnya, mereka menekuni kerajinan anyaman sejak usia muda. Mereka sabar dan masih semangat. Akhirnya merekalah yang menginspirasi generasi muda untuk mengikuti jejak mereka," tambah Slamet. Sementara untuk kerajinan robot, Slamet mempekerjakan para pengamen dan anak jalanan. Bahan yang dipakai adalah limbahelektronik.

Tertarik membeli produk 'Lumintu'?. Harganya cukup terjangkau kok, aneka macam tas perempuan itu dijual antara Rp. 100.000 sampai Rp. 450.000.  Sedangkan kerajinan robot dijual dengan harga Rp. 50.000 sampai Rp. 5.000.000, tergantung kerumitan pembuatannya.

Produk 'Lumintu' juga bisa diperoleh di beberapa pusat perbelanjaan. Bahkan, Slamet juga membebaskan jika ada pembeli yang ingin menjualnya dengan mereknya sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI