Studi: Saat Stres, Lelaki Jadi Egois Tapi Perempuan Semakin Sosial

Ririn Indriani Suara.Com
Selasa, 25 Maret 2014 | 19:36 WIB
Studi: Saat Stres, Lelaki Jadi Egois Tapi Perempuan Semakin Sosial
Ilustrasi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terkini menemukan bahwa laki-laki ketika stres cenderung menjadi egois sementara perempuan justru lebih sosial atau semakin bergaul.

Para peneliti menemukan bahwa lelaki yang stres menjadi lebih berpusat pada diri sendiri dan kurang mampu membedakan antara emosi dan niat dirinya sendiri dengan emosi dan niat orang-orang lain.

Namun pada perempuan sebalikanya, saat stres mereka justru sering bersosialisasi alias bergaul. Kesimpulan ini didapat setelah melakukan kerja sama penelitian dengan Giorgia Silani dari International School for Advanced Studies (SISSA) dari Trieste, Italia.

"Agar benar-benar bisa empatik dan berperilaku prososial, sangat penting bagi lelaki menjaga kemampuan untuk membedakan antara dirinya sendiri dan orang lain, dan stres tampaknya memainkan peran penting dalam hal ini," kata Silani seperti dilansir dari Zeenews.

Perlu diketahui, stres adalah mekanisme psiko-biologis yang mungkin memiliki fungsi positif: Itu memungkinkan individu untuk merekrut sumber daya tambahan ketika dihadapkan dengan situasi yang sangat menuntut.

Individu dapat mengatasi stres dengan salah satu cara dari dua cara yang ada, yaitu: dengan mencoba untuk mengurangi beban internal yang sudah berlebihan atau cara yang lebih sederhana lagi adalah mencari dukungan eksternal.

"Hipotesis awal kami adalah bahwa saat stres, orang cenderung menjadi lebih egosentris. Mengambil perspektif egois sebenarnya mengurangi beban emosional/kognitif," kata Claus Lamm dari University of Vienna dan salah satu penulis studi.

Dalam penelitian tersebut, peserta yang terdiri dari perempuan (50 persen) dan lelaki (50 persen) dikondisikan untuk stres di sebuah laboratorium. Misalnya, peserta diberi mata pelajaran yang sulit seperti aritmatika atau didesak untuk berbicara di depan umum.

Para peserta kemudian harus meniru gerakan tertentu (kondisi motorik) atau mengenali emosinya sendiri atau orang lain (kondisi emosi), atau membuat penilaian untuk mengambil perspektif orang lain (kondisi kognitif).

Hasil penelitian menunjukkan: "Apa yang kami amati adalah bahwa stres ternyata memperburuk kinerja laki-laki dalam ketiga jenis tugas. Sebaliknya pada perempuan semuanya cenderung baik-baik saja," kata Silani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI