Suara.com - Kemunculan Chanel Iman sebagai seorang supermodel cukup melegenda. Di usianya yang baru genap 15 tahun, ia sudah memperagakan busana karya Marc Jacobs, Derek Lam dan Proenza Schouler. Wajahnya mulai muncul di sampul majalah Vogue di usia 18tahun. Dan kini di usia 23 tahun, Iman dipercaya menjadi 'duta' Ralph Lauren, DKNY dan Gap.
Yang mengejutkan ia mampu melakukan itu semua, meski di sepanjang kariernya ia harus menghadapi sikap rasis dari pelaku industri fesyen. Perempuan blasteran Afro-Amerika-Korea ini tak sungkan mengungkap perlakuan rasis yang diterimanya demi membantu mengungkap masalah di industri ini.
Terakhir Chanel mengungkapkan unek-uneknya pada Net-A-Porter. "Menurut saya semua orang harusnya sama kedudukannya. Ini harusnya bukan masalah warna kulit," tegasnya. Ia menyayangkan masih banyak 'politisasi' baik di dunia layar lebar maupun di dunia modeling."Kita telah melangkah sejauh ini, tapi masalah itu [sikap rasis] masih ditemukan di dunia mode," keluhnya.
Chanel megakui kesempatan untuk tampil dalam video klip Beyonce 'Yonce' yang memberinya kesempatan tampil bersama dua model berkulit hitam lainnya, Joan Smalls dan Jourdan Dunn.
"Kami bertiga terbilang sukses dalam karier. Tapi di industri fashion hanya satu model berkulit hitam yang diijinkan tampil. Tapi Beyonce mengijinkan kami tampil bersama dan itu membuat kami lebih kuat sebenarnya," jelasnya. Tentu saja Chanel suka, karena ia tak harus berkompetisi dengan dua rekannya itu! (Sumber: Huffington Post)