Suara.com - Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pernikahan baik untuk kesehatan lelaki.
Temuan serupa juga disampaikan oleh peneliti dari University of Adelaide, Australia yang tahun lalu menemukan bahwa menurunnya kadar testosteron pada lelakiĀ ternyata tidak hanya faktor usia, tetapi juga bisa akibat gaya hidup dan perilaku.
Temuan ini, seperti dilansir dari Foxnews, disampaikan pada Pertemuan Tahunan ke-94 Endocrine Society di Houston, Texas, Amerika Serikat (AS).
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa menjadi gemuk dan depresi terkait dengan kadar testosteron seorang lelaki.
Statistik menarik lainnya juga menunjukkan bahwa lelaki yang tidak menikah mengalami penurunan kadar testosteron daripada rekan-rekannya yang sudah menikah.
Kesimpulan tersebut didapat setelah para ilmuwan menganalisis pengukuran testosteron pada lebih dari 1.500 lelaki. Kadar hormon seks peserta diuji sekali dan lima tahun kemudian diuji lagi untuk kali kedua.
Rata-rata kadar testosteron lelaki turun satu persen setiap tahunnya, tetapi ketika sub kelompok dibandingkan satu sama lain, para peneliti menemukan bahwa penurunan kadar testosteron terjadi jauh lebih besar pada mereka yang kelebihan berat badan, depresi atau memiliki masalah dengan rokok.
Menurut Dr Gary Wittert, penulis studi tersebut, masuk akal bahwa lelaki menikah akan memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa laki-laki yang sudah menikah lebih bahagia dan dalam kesehatan yang lebih baik pula.
"Saya tahu bahwa pernikahan memang baik untuk lelaki. Ini dikarenakan lelaki yang sudah menikah cenderung lebih berhati-hati dengan berat badannya lantaran selalu dipantau oleh pasangannya apa yang dimakannya," jelasnya.
Kondisi inilah yang membuat kesehatan mental lelaki menjadi lebih baik setelah menikah. Dan tentu saja, lanjut Wittert, kehidupan seks yang sehat sangat penting bagi kesehatan emosional dan fisik lelaki.