Butuh Setahun untuk Mengonversi 'Ronggeng Dukuh Paruk' ke Buku Audio

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 08 Maret 2014 | 12:25 WIB
Butuh Setahun untuk Mengonversi 'Ronggeng Dukuh Paruk' ke Buku Audio
Butet Kertaradjasa menarasikan novel 'Ronggeng Dukuh Paruk' (Foto: Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Monolog Butet Kertaradjasa mengaku mendapatkan kehormatan dipercaya menjadi pengisi narasi buku audio 'Ronggeng Dukuh Paruk' yang didasarkan dari trilogi karya Ahmad Tohari. Apalagi ini merupakan buku audio pertama berbahasa Indonesia.

“Saya merasa tidak sia-sia melakukan pekerjaan ini. Saya tidak bercanda, saya menghidupkan teks. Kebahagiaan saya adalah ketika apa yang saya lakukan ini bermanfaat dan diapresiasi oleh penciptanya, Ahmad Tohari,” tambahnya.

Butet menuturkan, proses perekaman dilakukan selama satu tahun di Studio Kua Etnika, Yogyakarta. Pengalamannya sebagai monolog selama puluhan tahun, sangat membantunya dalam menghidupkan tokoh-tokoh dalam novel yang mengambil setting di sebuah desa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini.

Dalam satu hari Butet bisa membaca 20 halaman, padahal total ia harus menarasikan sekitar 450 halaman dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk ‘Catatan Buat Emak, ‘Jantera Bianglala, dan Lintang Kemukus Dini Hari.

Ia berharap buku audio berdurasi 23 jam ini bisa mendekatkan masyarakat dengan karya sastra dalam negeri. “Sangat bagus sekali novel trilogi ini dijadikan buku audio. Karena orang tidak lagi harus membaca. Bisa dinikmati di mana saja. Sambil menyetir mobil, sambil memasak," ujarnya di sela-sela peluncuran buku audio “Ronggeng Dukuh Paruk” di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat (7/3/2014)

Ilustrasi karya Widiyatno dan sentuhan musik oleh Darno Kartawi, makin membuat ‘pembaca’ buku audio ini tenggelam dalam kisah yang  mengambil seting tahun 1960an itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI