Suara.com - "Selamat datang di bus wisata Jakarta." Suara ramah pemandu wisata bergema melalui pengeras suara ketika para penumpang memasuki kendaraan bertingkat yang beroperasi melayani wisata keliling Ibu Kota sejak 24 Februari 2014.
Matahari siang yang cukup terik tidak memudarkan niat warga yang ingin menikmati Kota Jakarta dengan bus tingkat sembari menghabiskan jam istirahat siang atau sekadar mengabadikan setiap momen dengan berfoto diri (selfie).
Satu persatu penumpang menyebar mencari tempat duduk, ada yang memilih kursi di tingkat satu atau melangkah menuju tingkat dua demi merasakan sensasi sebuah bus tingkat.
Beberapa penumpang beraksi dengan telepon pintar atau "smartphone" saat bus mulai berjalan meninggalkan halte Medan Merdeka Barat.
Baik Laki-laki maupun perempuan, muda atau tua, semuanya seolah tak ingin kehilangan kenangan, mereka berfoto diri mengabadikan di telpon pintar sebagai pertanda pernah menaiki bus wisata atau "city tour".
Banyak penumpang yang sengaja naik bus wisata hanya untuk berfoto-foto.
"Iya, sengaja naik bus karena memang ingin foto," tutur Rani salah seorang penumpang saat ditanyai Antara.
Dia menganggap bus wisata bertingkat dua itu unik, karena selama ini hanya ada bis biasa tanpa tingkat yang digunakan untuk transportasi umum.
Bukan hanya itu, suasana bus yang nyaman dan melaju pelan, ditambah dengan kondisi bus yang tidak ramai merupakan faktor pendukung bagi para penumpang untuk berfoto diri.
Contoh lain juga dilakukan oleh sepasang muda-mudi saat memasuki kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) membidikkan kamera lalu berpose dengan latar air mancur di jantung Kota Jakarta itu.
Keamanan terjamin Bukan hanya untuk berfoto diri, bus tersebut juga menjamin keamanan para penumpang, karena dilengkapi oleh kamera CCTV baik di tingkat pertama maupun tingkat kedua dan ada penjagaan seorang polisi.
Bus wisata itu tidak membenarkan penumpang berdiri, sehingga bisa dipastikan semua mendapatkan tempat duduk.
Jika bus sudah dalam kondisi penuh dan tidak ada lagi kursi kosong, maka penumpang diminta bersabar untuk menunggu bus berikutnya di shelter-shelter yang sudah ada. Para penumpang tidak perlu khawatir karena bus ini akan datang setiap 20 menit.
Bus city tour ini terdiri dari dua tingkat, dengan jumlah kursi sekitar 60 bangku. Bus yang di sopiri oleh wanita ini beroperasi setiap hari yaitu Hari Senin hingga Hari Sabtu dari pukul 09.00 WIB-19.00 WIB dan pada hari Minggu dari pukul 12:00 WIB-pukul 19.00 WIB.
Selama di perjalanan, para penumpang akan ditemani pemandu wisata yang bertugas menjelaskan tempat-tempat bersejarah yang dilewati seperti Kompleks Sekretariat Negara, kawasan Harmoni, ataupun Masjid Istiqlal.
Bus ini memiliki sembilan pemberhentian yaitu Bundaran Hotel Indonesia, ANZ Bank (Pecenongan), Gedung Kesenian Jakarta, Masjid Istiglal, Medan Merdeka Utara, Medan Merdeka Barat, Balai Kota, Sarinah dan Bundaran HI.
Bus ini tidak berhenti di sembarang tempat jadi para penumpang yang ingin menaiki bus ini harus menunggu di tempat pemberhetian yang disediakan.
Sedangkan untuk rutenya bus ini melewati Bundaran Hotel Indonesia-Jalan M.H. Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat-Museum Nasional-Jalan Majapahit-Harmoni-Kompleks Sekretariat Negara-ANZ Bank (Pecenongan)-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Lapangan Banteng-Masjid Istiqlal-Jalan Juanda-Jalan Veteran II-Medan Merdekan Utara-Jalan Medan Merdeka Utara-Medan Merdeka Barat-Indosat-Jalan Medan Merdeka Selatan-Balai Kota-Jalan M.H. Thamrin-Shelter Sarinah-Bundaran Hotel Indonesia Bus yang di impor dari China ini, merupakan terobosan terbaru dari pemerintah DKI sebagai fasilitas bagi para wisatawan yang ingin berkeliling kota Jakarta tanpa pungutan biaya baik bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hingga saat ini jumlah bus wisata yang dimiliki Pemerintah Provinsin DKI itu sebanyak lima buah. (Antara)