Suara.com - Paris Fashion Week untuk musim gugur/musim dingin ditutup Rabu (5/3/2014) kemarin dengan hal yang ditunggu-tunggu, karya pertama Nicolas Ghesquière untuk Louis Vuitton. Ghesquiere adalah salah satu perancang yang dinilai sangat kreatif dan inovatif di generasinya. Sedangkan Louis Vuitton adalah merek mewah terbesar di dunia.
Dua fakta itu cukup membuat pagelaran ini menjadi momen yang terasa begitu istimewa. Campur tangan Marc Jacobs, Direktur Kreatif rumah mode Louis Vuitton, debut ini terasa begitu teatrikal.
Tetapi tetap dalam suasana yang segar dan penuh kegembiraan. Musik yang mengiringi para peraga membuat para tamu serasa ikut menggoyangkan tubuhnya. Saat pertama muncul di catwalk, para model tak hanya memperagakan busana. Tas yang mereka tenteng juga cukup menyita perhatian.
Peragaan kali ini oleh Marc Jacobs sepertinya sengaja dikemas untuk membangkitkan minat ke asesories yang dikenakan para model. Jadi tak semata ke busana mereka. Para pengamat dengan antusias melihat apakah Ghesquière mencoba meningkatkan kesan ready-to-wear ke Louis Vuitton, seperti apa yang dilakukannya di Balenciaga. Di mana sukses komersial produk tas mereka karena disesuaikan dengan produk busana mereka.
Penjualan busana memang hanya menyumbang 5% pendapatan Louis Vuitton. Sekitar 90% pendapatan merek terkenal asal Prancis ini didapat dari penjualan tas, sepatu, dompet dan produk dari kulit lainnya.
Dan tas-tas karya Ghesquière untuk Vuitton kali ini, terasa sangat komersil. Tapi juga sangat Vuitton. Sebuah versi mini dari tas produksi Vuitton di masa lalu. Seolah mengacu pada warisan Vuitton sebagai penghasil tas perjalanan terkemuka. Tas model ini muncul beberapa kali di atas catwalk. Tas bergaya sama juga tampak ditenteng mereka yang duduk di bangku depan, macam Delphine Arnault dan supermodel Natalia Vodianova.
Produk uji coba Vuitton cukup mencolok, dengan bentuk silindris. Tapi Ghesquière memberikan sentuhan motif futuristik. Ia membuat versi mini dari tas travel. Ini sejalan apa yang dikatakan Ghesquière saat masih bergabung dengan Balenciaga, ingin lebih komersil.
Sentuhan Ghesquiere lebih terasa di busana. Kesan eksperimen begitu kuat. Ia banyak menggunakan bahan kulit, seperti ingin memadankan dengan tas yang ditenteng para model. Tapi jadinya malah terasa berlebihan.
Ghesquiere banyak bermain-main dengan garis pinggang dan jaket berkerah persegi yang mengingatkan pada busana yang pernah in pada tahun 1960an. Padanan sutra dengan kulit dalam gaun cocktailnya terasa ringan. Berkonsep avant-garde dengan sentuhan feminim. Kreasi yang membuat Catherine Deneuve yang hadir bersama dua putrinya memberikan aplaus panjang. (The Guardian)