Namun, survei itu juga menemukan sektor tenaga kerja yang dinilai banyak warga kota masih buruk yakni 54 persen responden menilai baik dan 46 persen menilai buruk dengan titik lemah banyaknya tenaga kerja dari luar Surabaya, sehingga pengangguran nisbi tinggi.
"Untuk pelayanan administrasi, 86 persen warga kota menilai baik dan 14 persen warga kota yang menilai buruk. Hal itu tidak terlepas dari keunggulan Surabaya dalam layanan single windows, e-musrenbang, dan media center yang optimal," katanya.
Metode survei dengan wawancara dan kuesioner yang diikuti 58 persen responden laki-laki dan sisanya atau 42 persen reponden perempuan itu diikuti 86,3 persen responden dari Suku Jawa dengan tingkat pendidikan mayoritas atau 39,3 persen tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, serta sisanya tamat SMP (21,9 persen), dan tamat D4/S1 (18,1 persen). (Antara)