Suara.com - Survei yang dilakukan Laboratorium Ilmu Politik dan Rekayasa Kebijakan Fisip Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur bersama "Sindikasi Research and Strategic Institute" mencatat, warga Surabaya mengharapkan kotanya menjadi pusat bisnis dan wisata.
"Ada 52 persen warga kota yang menyebut brand Surabaya adalah pusat bisnis, dan 48 persen menyebut brand wisata," kata Kepala Lapora Fisip Universitas Brawijaya, Faza Dhora Nailufar SIP MIP dalam siaran persnya, Selasa (4/3/2014).
Dalam survei tentang kinerja Wali Kota Surabaya dengan 250 responden yang tersebar di seluruh kecamatan pada 10-22 Februari 2014 itu, dosen Fisip Universitas Brawijaya Malang itu merinci wisata yang diinginkan warga kota adalah 25 persen wisata kota dan 23 persen wisata religi (48 persen).
"Terkait penilaian terhadap kinerja wali kota di sektor pariwisata, 87 persen warga kota menilai baik dan 13 persen menilai masih buruk. Sedangkan pertamanan dinilai 99 persen warga kota sebagai kinerja yang baik dan hanya satu persen warga yang menilai buruk untuk pertamanan," katanya.
Untuk ekonomi dan perdagangan, Wakil Sekretaris ISNU Jatim itu mengatakan, sebanyak 85 persen warga kota menilai sudah baik dan 15 persen warga yang menilai masih buruk, sedangkan infrastruktur dinilai baik oleh 68 persen warga dan 32 persen warga yang menilai masih buruk.
"Survei kami menilai kinerja wali kota pada sektor kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, administrasi, agama, pariwisata, infrastruktur, pertamanan, ekonomi, dan perdagangan yang hasilnya secara umum adalah 2,3 persen warga kota menilai sangat baik, 57,9 persen menilai baik, 21,8 persen menilai sedang, dan 17,9 persen menilai buruk," katanya.
Dengan hasil kurang dari 20 persen yang menilai kinerja wali kota itu buruk, maka 78,7 persen warga kota menolak wacana mundur Wali Kota Surabaya Ir Tri Rismaharini MT, 13,5 persen warga kota bersikap lain-lain, dan 7,8 persen warga kota yang berharap mundur dengan meminta untuk menjadi Kadis Pertamanan Kota Surabaya saja.
"Yang menarik, 78,7 persen warga kota yang menolak wacana mundur itu tercatat 32,9 persen menolak dengan harapan Wali Kota Risma lebih bijak, 24,6 persen menolak dengan harapan Risma lebih melek politik, dan 21,2 persen menolak dengan harapan Risma fokus bekerja," katanya.
Dalam survei dengan teknik "multistage random sampling" dan "margin error" (tingkat kesalahan) sebesar 4 persen itu, 93 persen warga kota menilai bidang kesehatan sudah baik, namun titik lemah yang perlu perbaikan adalah BPJS yang masih amburadul.
"Untuk kinerja bidang pendidikan, 92 persen warga kota juga menilai sudah baik dengan keunggulan pada Bosda, pendaftaran online, dan raport online. Tidak jauh berbeda untuk bidang agama yakni 87 persen menilai baik dan hanya 13 persen yang menilai buruk. Kayaknya, wacana penutupan lokalisasi mendapatkan dukungan mayoritas warga kota," katanya.