Asap Rokok Bisa Tingkatkan Risiko Keguguran pada Perokok Pasif

Selasa, 04 Maret 2014 | 16:50 WIB
Asap Rokok Bisa Tingkatkan Risiko Keguguran pada Perokok Pasif
Ilustrasi ibu hamil. (sumber: visualphotos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi terkini menunjukkan bahwa perokok pasif mungkin meningkatkan peluang seorang ibu hamil mengalami keguguran, stillbirth (lahir mati) atau komplikasi lain.

Stillbirth adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kematian bayi setelah usia kehamilan memasuki minggu ke 20. Kondisi ini biasanya terjadi sebelum persalinan, meski pun dapat pula terjadi saat persalinan.

Penelitian yang dipimpin oleh Andrew Hyland dari Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, melacak data lebih dari 80.000 perempuan pascamenopause yang telah ambil bagian dalam studi yang diberi nama the landmark Women’s Health Initiative study.

Semua perempuan yang dilibatkan tersebut pernah hamil minimal sekali. Dari seluruh peserta perempuan tersebut, 6,3 persen adalah perokok, 43 persen mantan perokok, dan sekitar 51 persen tidak pernah merokok .

Tim Hyland menilai berapa perempuan yang tak pernah merokok terpapar asap rokok saat masih anak-anak dan dewasa , baik di rumah maupun di tempat kerja .

Hampir satu dari tiga peserta telah mengalami setidaknya satu keguguran. Dari semua perempuan, 4,4 persen mengalami lahir mati dan 2,5 persen telah mengalami kehamilan ektopik tuba, di mana telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim.

Dibandingkan dengan perempuan yang tidak pernah merokok , perempuan perokok selama tahun-tahun, 16 persen lebih mungkin mengalami keguguran, 44 persen lebih mungkin untuk memiliki stillbirth, dan 43 persen lebih mungkin untuk mengalami kehamilan ektopik .

Penulis penelitian mencatat ada juga kaitannya antara paparan asap rokok dan komplikasi kehamilan pada perempuan yang tidak pernah merokok. Semakin sering perempuan terkena paparan asap rokok, maka semakin besar pula risiko mereka.

Tim peneliti juga fokus pada perempuan dengan tingkat terbesar seumur hidupnya terkena paparan asap rokok. Ini termasuk perempuan yang menghabiskan lebih dari 10 tahun terkena asap rokok sejak kecil, lebih dari 10 tahun saat dewasa bekerja di lingkungan penuh asap , atau lebih dari 20 tahun saat dewasa terpapar asap rokok di rumah.

Hasil studi menunjukkan, para perempuan tersebut 17 persen lebih mungkin mengalami keguguran, 55 persen lebih mungkin untuk mengalami lahir mati, dan 61 persen lebih mungkin untuk mengalami kehamilan ektopik, dibandingkan dengan perempuan tanpa terkena paparan asap rokok.

Studi ini juga menunjukkan bahwa lebih muda dan lebih berpendidikan perempuan, kurang mungkin mengalami komplikasi kehamilan ini daripada perempuan kulit hitam dan orang-orang dari etnis minoritas lainnya, serta perempuan yang kelebihan berat badan.

Meski penelitian ini mampu menunjukkan hubungan antara asap rokok dengan komplikasi kehamilan, namun  tidak dirancang untuk membuktikan sebab dan akibat. (Health)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI