Studi: Lelaki Obesitas Berisiko Kanker Payudara

Sabtu, 01 Maret 2014 | 20:19 WIB
Studi: Lelaki Obesitas Berisiko Kanker Payudara
Ilustrasi lelaki obesitas. (sumber: Visualphotos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini kelebihan berat badan (obesitas) dianggap sebagai pemicu beberapa penyakit seperti penyakit jantung, diabetes dan penyakit degeneratif.

Namun studi terkini menunjukkan bahwa obesitas serta beberapa karakteristik fisik dan hormon terkait lainnya juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada lelaki.

Di Inggris, sekitar 400 orang lelaki didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahunnya. Namun penyebabnya masih belum dipahami karena fakta ini jarang ditemukan.

Meskipun faktor genetik bisa menjadi penyebab, ada indikasi bahwa faktor fisik dan hormonal tertentu juga terkait dengan risiko ini.  Hanya saja, ketidakpastian tetap ada karena jumlah pasien yang relatif terbatas dalam studi individu.

Sebuah proyek yang diberi nama "Male Breast Cancer Pooling Project" mengumpulkan beberapa studi di seluruh dunia yang mencari penyebab penyakit ini. Proyek ini juga mengumpulkan data dari studi kanker payudara laki-laki terbesar sampai saat ini yang didanai oleh Breakthrough Breast Cancer.

Ukuran dan skala proyek ini memungkinkan tim ilmuwan internasional untuk menggabungkan temuan mereka dan menjadi lebih konklusif . Tim peneliti menemukan bahwa risiko kanker payudara pada lelaki meningkat sejalan dengan berat badan. Ini artinya, obesitas dapat meningkatkan risiko lelaki menderita kanker payudara sekitar 30 persen.

Para peneliti mengatakan sindrom Klinefelter (kelebihan kromosom X pada lelaki), juga bisa  meningkatkan risiko kanker payudara.

Sindrom ini juga berhubungan dengan gynecomastia, yakni jaringan payudara yang membesar pada lelaki. Hal ini tampaknya memiliki efek risiko yang berbeda dari obesitas.

Sindrom Klinefelter merupakan kelainan genetik yang dialami lelaki yang ditandai dengan tidak berkembangnya organ seks primer seperti penis dan testis. Lelaki normal umumnya memiliki kromosom seks berupa XY, tapi pada penderita sindrom klinefelter memiliki kromosom XXY.

"Penelitian ini menyatukan data dari studi kanker payudara laki-laki dari seluruh dunia untuk memperjelas faktor risiko yang tidak menentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lelaki yang kelebihan berat badan mungkin berisiko lebih tinggi menderita kanker payudara," ujar Profesor Anthony, profesor epidemiologi dari The Institute of Cancer Research, London seperti dilansir Female First. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI