Benarkah Lelaki Lebih Pemarah di Usia 70 Tahun?

adminDoddy Rosadi Suara.Com
Minggu, 23 Februari 2014 | 09:54 WIB
Benarkah Lelaki Lebih Pemarah di Usia 70 Tahun?
Ilustrasi (www.sxc.hu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stereotip lelaki tua pemarah ternyata ada benarnya. Sebuah studi menemukan, lelaki mulai menemukan periode tidak bahagia dalam hidupnya ketika memasuki usia 70 tahun. Lelaki di usia tersebut mulai merasa depresi dan “diganggu” meski mereka tidak punya banyak masalah.

Peneliti menilai, kondisi mental lelaki mengalami perubahan drastis dan lebih mudah stres, khawatir dan depresi hingga usia 65 tahun. 4 dari lima responden mengutarakan, gangguan yang mereka alami sejak usia 50 tahun mulai surut tetapi mulai meningkat setelah usia 70 tahun.

Merosotnya kebahagian di usia senja kemungkinan besar dipicu kehilangan orang yang dicintai masalah kesehatan dan penurunan mental.

Profesor Carolyn Aldwin dari Universitas Oregon mengatakan,” Secara umum, kehidupan menjadi lebih baik ketika anda bertambah umur dengan pertimbangan semakin dewasa semakin sedikit gangguan dan respon yang muncul lebih baik dibandingkan pria yang lebih muda.”

“Tetapi, ketika anda mulai memasuki usia 70 tahuh, cara menghadapi gangguan itu mulai berubah dan mungkin tergantung pada situasi dalam kehidupan mereka,” jelas Carolyn.

Studi tersebut dipublikasikan di jurnal Psychology and Ageing dengan responden 1.315 pria dengan usia 53-85 tahun. Tujuan studi ini untuk mengetahui perubahan mental kaum lelaki ketika semakin bertambah umur. Teori sebelumnya menyebutkan, kebahagiaan relatif stabil dalam kehidupan kaum pria. Sedangkan teori lain menyebut, orang menjadi lebih bahagia ketika umur bertambah dan teori lain justru menyebut kehidupan menurun drastic saat berusia 80 tahun.

Peneliti menemukan, sejumlah pria bisa menghadapi kesedihan lebih baik saat umur bertambah dengan cara mencurahkan perhatian kepada keluarga atau melakukan hobi.

“Laki-laki tua cenderung bisa menemukan kebahagian meski ada anggota keluarga yang meninggal, kesehatan menurun. Anda bisa kehilangan orangtua tetapi mendapatkan cucu. Anak-anak mungkin meninggalkan rumah tetapi anda mulai menyukai berkebun atau terlibat dalam kegiatan masyarakat,” ujar Carolyn. (Dailymail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI