Suara.com - Novel dan film, sejatinya, tak dapat dipisahkan. Bukan cerita baru bila banyak film yang sukses di pasaran terinsipirasi dari kisah di dalam novel. Harry Potter karya JK Rowling, dan Laskar Pelangi buatan Andrea Hirata, adalah dua di antaranya. Keduanya telah sukses difilmkan, mengikuti penjualan bukunya.
Namun, di samping kedua novel laris tersebut, ternyata ada banyak novel lain yang layak di filmkan. Di antara novel-novel tersebut bahkan ada yang telah berusia uzur. Inilah novel-novel tersebut:
Earthsea Trilogy oleh Ursula Le Guin
Rguably salah satu seri fantasi yang paling terkenal dan dicintai dalam 50 tahun terakhir. Sayang hingga kini produser film masih belum meliriknya untuk diangkat ke layar lebar. Padahal bila hal itu terjadi, film Earthsea Trilogi ini diyakini bakal mendapatkan sukses besar.
A Wrinkle in Time oleh Madeleine L' Engle
Novel ini bercerita kisah perjalanan seorang gadis muda dan adiknya yang masih bayi ke seluruh dunia. Keduanya memiliki misi untuk menyelamatkan ayah mereka yang diculik oleh dunia kegelapan. Kisah fantasi ini diyakini sebagai salah satu yang terbaik. Pada 2003 silam, novel A Wrinkle in Time, sejatinya, pernah diangkat ke dalam layar televisi. Namun para pengamat sangat menyayangkan hal tersebut. Sebab kisah ini dinilai bakal jauh lebih baik bila dimuat ke layar kaca.
Graceling oleh Kristin Cashore
Katsa, seorang gadis muda yang tinggal di Tujuh Kerajaan dilahirkan dengan penuh bakat. Ia memiliki kekuatan sihir dan keterampilan lain yang sangat mengagumkan, hingga ia disebut "Graceling". Kekuatan Katsa disalahgunakan oleh pamannya, Raja Middluns untuk menumpas lawan-lawannya. Tersadar akan tindakan bejat pamannya, Katsa pun membentuk organisasi rahasia untuk membantu orang-orang yang dianiaya oleh pamannya yang jahat.
Fallen oleh Lauren Kate
Novel ini menceritakan kisah Lucinda yang dikirim ke sekolah anak-anak nakal di Georgia setelah ia dituduh membunuh pacarnya. Di sana ia bertemu Daniel Grigori, seorang pria ganteng misterius, yang membuat Lucinda penasaran. Di sekolah itu Lucinda menemukan keganjilan-keganjilan. Ia juga berupaya mengungkap sosok Daniel Grigori.
The Catcher in the Rye by J.D. Salinger
Novel yang diterbitkan pada 1951 ini bercerita tentang seorang pemuda, Holden Caulfield, yang pulang ke rumah setelah diusir dari sekolahnya. Tapi, alih-alih langsung pulang ke rumah, Caulfield justru mengembara dengan menaiki sebuah kapal. Ia ketakutan dan mencoba mencari alasan apa yang bakal dikatakannya pada keluarganya, karena ia telah dikeluarkan dari sekolah. Novel ini mengandung banyak kata tidak senonoh, hingga memmbuatnya dilarang di banyak tempat. Namun, pengamat lain memandang kata-kata tersebut sebagai ekspresi Caulfield atas rasa frustrasinya.
A Separate Peace oleh John Knowles
Novel ini menceritakan Gene Forester yang kembali ke sekolah lamanya, setelah 15 tahun. Di tempat itu ia kembali teringat akan sisi kelamnya, yakni ketika berkenalan dengan Finny. Memiliki satu kesamaan dua tokoh itu pun memilih bersahabat. Namun lantaran adanya persaingan yang terus terjadi, keduanya pun kerap bertengkar dan bermusuhan, sampai akhirnya Finny meninggal dunia.
Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children oleh Ransom Riggs
Novel ini bercerita soal kehidupan Jacob Portman, yang mempercayai kisah kakeknya, Abraham Portman. Sang kakek bercerita banyak kisah luar biasa tentang perjalanannya. Seperti ke pulau terpencil, dan memburu monster. Namun saat dewasa Jacob menjadi tak percaya dan mencoba membuktikan ucapan kakeknya.
Artemis Fowl Series oleh Eoin Colfer
Novel ini berkisah tentang penjahat jenius berusia 12 tahun, bernama Artemis, yang mengumpulkan uang melalui tindakan kriminal, seperti merampok, menggelapkan uang, hingga penculikan. Artemis pun menculik seorang para peri bawah tanah yang ternyata adalah petugas kepolisian dunia peri. Tindakannya memicu terjadinya perang antarspesies, yakni manusia dengan peri.
(Buzzfeed)