Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin memastikan tidak ada korban jiwa akibat bentrokan tersebut.
Namun peristiwa tersebut mengakibatkan sekitar 40 rumah dibakar dan 94 orang luka-luka. Dari jumlah korban luka-luka, 10 di antaranya dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan pengobatan lebih baik.
Dari informasi yang beredar, bentrokan bermula dari aksi salah satu pendukung pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati Puncak Jaya membawa kabur kotak suara, yang berlanjut dengan aksi saling serang antarkelompok pendukung.
Kotak-kotak suara yang dibawa kabur itu diduga dari beberapa kampung, antara lain Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi, dan Wuyuneri, kemudian ada juga dari dua kelurahan, yaitu Pagaleme dan Wuyukwi.
Puncak Jaya merupakan satu dari enam kabupaten di Papua Tengah yang menggunakan sistem noken dalam pemilihan bupati-wakil bupati pada Pilkada 2024.
Massa yang rusuh kemudian membakar rumah-rumah di perumahan tenaga kesehatan yang lokasinya berdekatan dengan RSUD Mulia.
Sementara itu, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), KPU di Puncak Jaya dan Bawaslu Puncak Jaya pada Kamis (28/11/2024) telah mempertemukan dua pasangan calon itu dan memediasi perseteruan antarkeduanya. (Antara)