Suara.com - Bentrokan antarpendukung pasangan calon (paslon) dalam Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Papua mereda. Situasi di wilayah tersebut dikabarkan sudah aman terkendali pada Kamis (28/11/2024) malam.
Saat ini, Polri mendapat bantuan dari Satuan Tugas (Satgas) TNI yang bertugas di Kota Mulia, Puncak Jaya dalam mengatasi bentrokan antarpendukung pasangan calon bupati-wakil bupati di Puncak Jaya yang sebelumnya pecah pada hari pencoblosan, Rabu (27/11/2024).
"Aparat gabungan TNI-Polri terus bersinergi melaksanakan tugas pengamanan pilkada, juga melaksanakan mediasi ke masyarakat (yang bertikai)," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto, seperti dikutip Antara, Jumat (29/11/2024).
Hariyanto mengemukakan untuk mencegah korban jiwa, prajurit TNI dari Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif Raider Khusus 753/Arga Vira Tama mengevakuasi sejumlah warga dan tenaga kesehatan ke tempat aman pada Rabu (27/11/2024) lalu.
Baca Juga: Pilkada Papua Tengah, Meki-Geley Unggul Sementara di Nabire, Wandik-Giyai di Mimika
Selain itu, beberapa dari mereka diungsikan ke Markas Kodim 1714/Puncak Jaya di Kota Mulia.
"Beberapa orang pegawai Dinas Kesehatan dan saat ini masih dalam pendataan, setelah didata mereka akan kembali ke tempat masing-masing apabila situasi telah kondusif," katanya.
Ia kemudian melanjutkan bahwa tenaga kesehatan di Kota Mulia masih tetap bekerja seperti biasa di RSUD Mulia. Mereka mengobati warga yang luka-luka akibat kerusuhan dan memberikan layanan kesehatan untuk warga lainnya.
Sementara itu dalam siaran resmi Pusat Penerangan (Puspen) TNI, Rabu (27/11/2024) lalu, Perwira Seksi Administrasi dan Logistik (Pasiminlog) Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif RK 753/AVT Lettu Hermawan berharap masyarakat dapat kembali berdamai, serta penyebab kericuhan segera teratasi.
“Kami berharap kericuhan ini segera berakhir dan aktivitas masyarakat kembali normal,“ kata Lettu Hermawan pada sela-sela kegiatannya membantu evakasi warga yang rumahnya dibakar massa, Rabu, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Puspen TNI.
Baca Juga: Pilkada Serentak Papua Tengah, Sorotan pada 6 Kabupaten dengan Sistem Noken
Untuk diketahui, Pilkada Puncak Jaya diikuti dua paslon, yakni Yuni Wonda-Mus Kogoya dan Miren Kogoya-Mendi Wonorengga.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin memastikan tidak ada korban jiwa akibat bentrokan tersebut.
Namun peristiwa tersebut mengakibatkan sekitar 40 rumah dibakar dan 94 orang luka-luka. Dari jumlah korban luka-luka, 10 di antaranya dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan pengobatan lebih baik.
Dari informasi yang beredar, bentrokan bermula dari aksi salah satu pendukung pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati Puncak Jaya membawa kabur kotak suara, yang berlanjut dengan aksi saling serang antarkelompok pendukung.
Kotak-kotak suara yang dibawa kabur itu diduga dari beberapa kampung, antara lain Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi, dan Wuyuneri, kemudian ada juga dari dua kelurahan, yaitu Pagaleme dan Wuyukwi.
Puncak Jaya merupakan satu dari enam kabupaten di Papua Tengah yang menggunakan sistem noken dalam pemilihan bupati-wakil bupati pada Pilkada 2024.
Massa yang rusuh kemudian membakar rumah-rumah di perumahan tenaga kesehatan yang lokasinya berdekatan dengan RSUD Mulia.
Sementara itu, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), KPU di Puncak Jaya dan Bawaslu Puncak Jaya pada Kamis (28/11/2024) telah mempertemukan dua pasangan calon itu dan memediasi perseteruan antarkeduanya. (Antara)