Suara.com - Perolehan suara 10 persen lebih yang diraih oleh cagub-cawagub Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana dinilai jadi fenomena baru di Pilkada Jakarta.
Raihan suara lebih dari 10 persen itu dinilai cukup tinggi, mengingat paslon independen itu memulai kontestasi dari nol atau benar-benar belum dikenal oleh masyarakat.
Pengamat politik Rocky Gerung menyebut kalau fenomena itu menunjukkan bahwa Jakarta sangat terbuka dengan pilihan yang berbeda serta sebagian rakyatnya punya pengertian tertentu tentang politik.
"Dengan kata lain Jakarta punya hak untuk menerima pikiran-pikiran yang tidak mainstream," kata Rocky Gerung, dikutip dari tayangan videonya di kanal YouTube pribadinya, Kamis (28/11/2024).
Baca Juga: Target RK-Suswono Menang Satu Putaran Meleset, Gegara Mesin Partai Koalisi Tak Bekerja?
Perolehan suara mencapai lebih dari 10 persen itu dinilai signifikan bagi paslon Dharma-Kun yang memulai kontestasi pilkada dari nol. Berbeda dengan dua paslon lain yang diusung partai politik, sehingga sudah lebih dikenal luas oleh masyarakat.
"Tentu Ridwan Kamil bukan dari nol, bahkan mungkin sudah dari 30 persen penerimaan lalu melesat dan nggak sampai juga untuk memimpin Jakarta. Demikian juga Permono Anung dan Dul itu dua-duanya sudah dikenal oleh publik Jakarta," jelas Rocky.
Menurutnya, hasil pilkada itu menunjukan bahwa Jakarta kini punya otonomi dalam memilih pemimpinnya. Serta sebagaian rakyatnya sebenarnya menginginkan ide-ide baru bahkan terkesan out of the box dibandingkan cagub-cawagub yang diusung partai.
Diakui oleh Rocky, kalau Dharma-Kun mampu hadir dengan membawa ide-ide baru yang terasa segar bagi masyarakat Jakarta.
"Sebagai calon independen Dharma itu datang dengan ide-ide yang original sebetulnya dan ke-original-an itu yang menarik perhatian rakyat Jakarta," pungkasnya.
Baca Juga: KPU Jakarta Disebut Sudah Siapkan Kemungkinan Putaran Kedua