Suara.com - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menampik anggapan yang menyebut keberhasilannya unggul dalam hitung cepat Pilkada DKI karena faktor endorsement.
Menurut Pramono, dalam kontestasi pilkada yang terjadi adalah pertarungan figur. Pram mengungkapkan, apabila hanya mengandalkan endorsement, yang terjadi adalah tidak bakal mampu mengejar ketertinggalan daari pasangan calon (Paslon) lain.
"Paling utama dan terutama, sebenarnya kerja keras yang kami lakukan. Karena bagaimanapun, dalam pemilihan gubernur yang paling utama adalah pertarungan figur," katanya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2024).
Tak hanya itu, ia mengatakan, apabila seorang figur tidak mampu menjual gagasan maka sehebat apapun endorsement yang diberikan seorang tokoh, tidak akan berpengaruh signifikan.
"Kalau figurnya tidak bisa dijual dan menjual, sehebat apapun endorsement yang dilakukan, menurut saya tidak terkejar," ucapnya.
Pramono mengakui bisa mendapat efek positif akibat endorsement dari sejumlah tokoh, terutama dari Mantan Gubernur Jakarta, seperti Sutiyoso alias Bang Yos, Fauzi Bowo, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan.
"Bahwa kemudian saya mendapatkan endorsement dari beberapa tokoh yang kemudian secara signifikan itu baik. Itu memang realita ya, dan kami terima kasih," jelasnya.
"Secara khusus kita berterima kasih kepada Pak Anies, Pak Ahok termasuk Bang Foke dan juga keluarga Bang Yos," ucapnya.
Ia kembali menegaskan bahwa hingga kini dirinya mendapatkan hasil yang signifikan berkat kerja kerasnya selama ini. Selama masa kampanye, Pramono dan Rano diketahui selalu gas pol untuk menyambangi warga Jakarta di berbagai wilayah.
Baca Juga: Suara Masuk 100 Persen, Hasil Quick Count Litbang Kompas: Pram-Rano Unggul 49,49 Persen
“Sekarang ini angkanya secara signifikan kami yang nomor 1, ini menunjukkan bahwa apapun kerja keras itu ada hasilnya," katanya.