Sadar Politik, Perkumpulan Remaja Masjid Blora Sepakat Kawal Kecurangan Pilkada Jateng 2024

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 22 November 2024 | 06:46 WIB
Sadar Politik, Perkumpulan Remaja Masjid Blora Sepakat Kawal Kecurangan Pilkada Jateng 2024
Ilustrasi pilkada. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perkumpulan Remaja Masjid Blora, yang selama ini dikenal sebagai kelompok apolitis, kini mengambil sikap untuk turut mengawal jalannya demokrasi pada Pilkada Jawa Tengah 2024.

Langkah ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap keadilan dan transparansi dalam proses demokrasi di Indonesia, terutama setelah adanya kekhawatiran terhadap potensi kecurangan pada Pemilihan Presiden sebelumnya.

"Kami sadar, selama ini remaja masjid sering dianggap tidak tertarik dengan isu politik. Namun, kami ingin menunjukkan bahwa generasi muda, termasuk remaja masjid, juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan demokrasi berjalan sesuai prinsip yang benar," ujar Ketua Perkumpulan Remaja Masjid Blora, Ahmad Muzaka ditulis Jumat (22/11/2024).

Meski tidak aktif berpolitik atau terlibat dalam partai politik, Perkumpulan Remaja Masjid Blora menegaskan komitmen mereka untuk mendukung proses demokrasi yang bersih dan bermartabat.

Baca Juga: Malu-Malu, Ridwan Kamil Pakai Jersey Persija saat Blusukan di Kampung Bayam

Mereka menyatakan siap mengawal pelaksanaan Pilkada Jawa Tengah 2024 sesuai dengan kapasitas mereka sebagai masyarakat sipil yang independen.

"Kami berdiri di sisi netral, tanpa mendukung kandidat atau partai mana pun. Namun, kami memiliki sikap tegas untuk menolak dan mengutuk segala bentuk kecurangan, manipulasi, atau pelanggaran yang dapat mencederai kejujuran dan keadilan dalam Pilkada Jawa Tengah," tegas Muzaka.

Beberapa bentuk kecurangan dalam Pilkada yang perlu dihindari dan diawasi, menurut Perkumpulan Remaja Masjid Blora, meliputi:

  1. Politik uang seperti pembagian uang atau barang kepada masyarakat untuk mempengaruhi pilihan mereka.
  2. Pemalsuan Suara, manipulasi data pemilih atau pemalsuan dokumen hasil pemungutan suara.
  3. Penggunaan aparat atau fasilitas negara seperti pemanfaatan sumber daya negara oleh pihak tertentu untuk kepentingan kampanye.
  4. Intimidasi pemilih dengan adanya ancaman atau paksaan yang membuat pemilih tidak bebas menentukan pilihan.
  5. Kampanye hitam dan hoaks berupa penyebaran informasi palsu atau fitnah untuk menjatuhkan kandidat tertentu.
  6. Keterlibatan penyelenggara yang tidak netral seperti peran penyelenggara yang berpihak pada kandidat tertentu.

Perkumpulan ini akan berkontribusi dengan langkah-langkah nyata, seperti:

  1. Edukasi Pemilu dengan menyelenggarakan diskusi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemilu yang bersih.
  2. Partisipasi Aktif dalam Pengawasan, yakni dengan mengajak pemuda Blora untuk menjadi relawan pengawas pemilu independen bekerja sama dengan lembaga terkait.
  3. Kampanye Kesadaran Demokrasi, dengan menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan pesan-pesan anti-kecurangan dan ajakan menjaga integritas pemilu.

"Kami percaya bahwa demokrasi yang sehat adalah pondasi untuk masa depan daerah dan bangsa yang lebih baik. Masyarakat Blora, khususnya generasi muda, harus bersama-sama menciptakan Pilkada yang bersih, adil, dan damai," pungkas Muzaka.

Baca Juga: Bentrok dengan Jadwal di Jawa Tengah, RK Sebut Jokowi Belum Tentu Hadiri Kampanye Akbar di Jakarta

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI