Suara.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menanggapi soal rencana Calon Gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun yang ingin mengatasi macet di Jakarta tanpa lampu merah.
Trubus menyebut, jika yang dimaksud Dharma ingin mengatasi mecet tanpa lampu merah namun membangun bundaran, hal itu belum cukup efektif.
“Kurang efektif, kurang tepat gitu loh karena kalau misalnya enggak ada lampu merah sama sekali. Malah di bunderan itu jadi kemacetan, kan selama ini kan di bunderan-bunderan itu malah menimbulkan kemacetan,” kata Trubus saat dihubungi Suara.com, Senin (18/11/2024).
Sejauh ini, Trubus menilai bundaran yang berada di Kelapa Gading juga tidak cukup efektif dalam mengurai kemacetan. Kemudian, Bundaran MH Thamrin, juga masih membutuhkan lampu merah untuk mengatur arus lalu lintas.
“Contoh misalnya Kelapa Gading itu di dalam komplek aja sering macet itu, karena bunderan itu kan depan mal itu. Nah, itu karena orang ujung-ujungnya kan harus mecah ke mana, arah ke mana itu kan tetap bertemu,” jelasnya.
Trubus menilai, untuk mengurai kemacetan di Jakarta, lebih efektif jika membangun fly over dan atau underpass alias terowongan. Sehingga arus lalu lintas bisa terus melaju tanpa hambatan.
Namun Trubus juga memberikan catatan agar nantinya jika membuat underpass atau fly over, agar dibedakan antara kendaraan pribadi dan kendaraan umum agar tidak menumpuk di titik tersebut.
“Jadi kalau misalnya underpass untuk kendaraan pribadi. Kendaraan umum seperti TransJakarta, bisa lewat atas,” pungkasnya.
Atasi Macet Tanpa Lampu Merah
Dalam debat terakhir Pilkada Jakarta pada Minggu (17/11/2024), Dharma Pongrekun membeberkan delapan langkah strategis untuk mengatasi kemacetan dan mewujudkan Jakarta sebagai kota hijau.
Salah satunya, ia menyebut persoalan kemacetan bisa ditangani dengan menggunakan teknologi lalu lintas tanpa lampu merah.
"Pertama mengurangi kemacetan dengan teknologi tanpa lampu merah," kata Dharma dalam debat ketiga Pilkada Jakarta bertema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu.
Langkah strategis kedua yang ditawarkan Dharma, yakni dengan memprioritaskan transportasi umum untuk warga Jakarta. Lalu yang ketiga, mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti biodiesel yang menurutnya dapat dihasilkan dari rumput laut, nipah, dan bakau.
"Keempat memberikan pembinaan masyarakat melalui tim ekonomi berbasis adab. Kelima merancang arsitektur yang tepat untuk mendukung gaya hidup ramah lingkungan," imbuhnya.
Sedangkan langkah strategis yang keenam, Dharma menilai Jakarta bisa menjadi kota hijau dengan cara mengurangi penggunaan listrik yang tidak efisien.
"Ketujuh mengingatkan warga untuk waspada, terutama yang tinggal di luar Jakarta namun bekerja di ibu kota. Delapan mengintegrasikan penanaman mangrove dengan sistem insentif berbasis teknologi. Kami percaya, langkah-langkah ini akan mewujudkan Jakarta sebagai kota hijau yang ramah lingkungan," katanya.