Suara.com - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun mendukung proyek pembangunan tanggul laut raksasa Jakarta atau giant sea wall. Dukungan tersebut menurutnya mau tidak mau diberikannya karena proyek itu telah menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional atau PSN pemerintah.
Kendati mendukung, Dharma menekankan pembangunan PSN giant sea wall itu perlu memperhatikan nasib nelayan di pesisir utara Jakarta.
"Manusia penting sekali diutamakan. Siapa manusia di sana? Yaitu para nelayan jangan lupa nelayan telah dirugikan Rp26 juta per-hari kalau di hitung dalam satu tahun berarti Rp137 miliar," kata Dharma dalam debat ketiga Pilkada Jakarta bertema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Karena itu, Dharma menyarankan kepada pemerintah pusat untuk memberikan ganti rugi kepada para nelayan jika proyek pembangunan giant sea wall itu dilakukan.
Baca Juga: Debat Pamungkas: Selain Pencegah Banjir Pesisir, RK Mau Jadikan Giant Sea Wall Ruang Sosial
"Kami menyarankan silakan dilanjutkan, tetapi ingat masyarakat nelayan wajib diberikan ganti rugi setiap tahun Rp137 miliar," ujarnya.
Sebagai informasi debat ketiga atau pamungkas Pilkada Jakarta yang digelar malam ini mengusung tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim. Terdapat enam subtema dalam debat ketiga ini, yakni penanganan banjir; penataan pemukiman; penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan; pengelolaan sampah; ketersediaan air bersih; kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.
Sama seperti debat-debat sebelumnya, debat ketiga ini terdiri dari enam segmen. Ketiga pasangan calon, yakni Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano diberi waktu dua sampai empat menit untuk menjawab sesuai segmen.
Diketahui, debat ketiga Pilkada DKI menjadi ajang adu gagasan tiga Pasangan Cagub-Cawagub Pilkada DKI, yakni Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno. Debat pamungkas menuju hari pencoblosan 27 November ini mengangkat tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim.
Sama seperti sebelumnya, debat ini masih terdiri dari enam segmen. Tiap paslon diberi waktu dua sampai empat menit untuk menjawab sesuai segmen.
Terdapat enam subtema dalam debat ketiga ini, yakni penanganan banjir; penataan pemukiman; penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan; pengelolaan sampah; ketersediaan air bersih; kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.
Bedanya, pada debat kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menayangkan video berdurasi singkat yang menampilkan warga bertanya kepada paslon saat debat berlangsung. Video yang ditampilkan juga sudah diseleksi oleh panelis.
Meski terdapat format baru, durasi debat ketiga tetap berlangsung sama dan tidak ada perubahan, yaitu 150 menit.