Suara.com - Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil (RK) mengungkap akar dari segala permasalahan yang ada di Jakarta. Ia mengaku mendapat kesimpulan ini usai menjalani masa kampanye selama tujuh pekan keliling Ibu Kota.
Hal ini disampaikan RK saat menyampaikan visi-misi dalam debat ketiga Pilkada DKI di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2024). RK menyebut berbagai masalah di Jakarta bersumber dari tata ruang yang berantakan.
"Selama tujuh minggu, kami juga telah blusukan dan mendapati banyak sekali masalah. Kesimpulannya hanya satu semua yang kita rasakan hari ini adalah akumulasi dari ketidakadilan tata ruang," ujar RK.
Eks Gubernur Jawa Barat itu menyebut masalah tata ruang ini terjadi karena tak dilaksanakan dengan baik sejak masa kolonial.
Baca Juga: Pramono Janjikan Akses Air Bersih 100 Persen Tahun 2029
"Tata ruang politik yang seagregatif sejak zaman kolonial masih menyisakan dampaknya hingga saat ini," jelasnya.
Oleh karena itu, RK menyebut dirinya bersama Suswono ingin memperbaiki tata ruang di Jakarta dengan konsep berkeadilan. Ia mau meratakan pembangunan agar tak ada lagi kesenjangan seperti yang terlihat di Jalan Sudirman-Thamrin dan perkampungan.
"Tugas pasangan Ridwan Kamil dan Suswono adalah menghadirkan keadilan ruang. Kami percaya, negara harus hadir, tidak hanya menyerahkan semuanya kepada hukum pasar," pungkasnya.
Diketahui, debat ketiga Pilkada DKI menjadi ajang adu gagasan tiga Pasangan Cagub-Cawagub Pilkada DKI, yakni Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno. Debat pamungkas menuju hari pencoblosan 27 November ini mengangkat tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim.
Sama seperti sebelumnya, debat ini masih terdiri dari enam segmen. Tiap paslon diberi waktu dua sampai empat menit untuk menjawab sesuai segmen.
Baca Juga: Debat Terakhir Pilkada Jakarta: Pramono Akui Masih Banyak Warga Tak Pernah Lihat Matahari, Kok Bisa?
Terdapat enam subtema dalam debat ketiga ini, yakni penanganan banjir; penataan pemukiman; penurunan emisi dan polusi udara serta transisi energi terbarukan; pengelolaan sampah; ketersediaan air bersih; kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.
Bedanya, pada debat kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menayangkan video berdurasi singkat yang menampilkan warga bertanya kepada paslon saat debat berlangsung. Video yang ditampilkan juga sudah diseleksi oleh panelis.
Meski terdapat format baru, durasi debat ketiga tetap berlangsung sama dan tidak ada perubahan, yaitu 150 menit.