Suara.com - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil jajak pendapat untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah pada Minggu (17/11/2024). Hasilnya, pasangan Cagub dan Cawagub nomor urut dua, Ahmad Lutfi-Taj Yasin unggul untuk sementara.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan 7-13 November 2024, Lutfi-Taj Yasin memperoleh suara sebanyak 47,2 persen. Sementara, elektabilitas pasangan Cagub dan Cawagub nomor urut satu, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi alias Hendi mencapai 43,5 persen.
“Dalam catatan itu, ada 9,4 persen masyarakat yang belum menentukan jawaban,” ujar Burhanuddin melalui siaran secara daring zoom dan live streaming YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (17/11/2024).
Lebih lanjut, ketika responden disodorkan pertanyaan siapa yang akan dipilih jika Pilkada digelar hari ini, pasangan Lutfi-Taj Yasin meraih suara 50 persen. Sementara, Andika-Hendi dipilih 43,6 persen responden dan 6,4 persen sisanya memilih tidak menjawab.
Kemudian, Indikator Politik juga mencatat kemantapan pemilih Ahmad Luthfi cenderung lebih tinggi sebesar 76,2 persen. Sedangkan 14,5 persen masih bisa berubah, dan 9,3 persen memilih tak menjawab.
Untuk Andika, responden yang memantapkan pilihan ke dirinya tercatat 72,2 persen, dengan 9,3 persen bisa berubah dan 18,5 persen di antaranya tak menjawab.
“Artinya, tingkat kemantapan pemilih AL-TY (Ahmad Luthfi - Taj Yasin) lebih baik dari AP-HP (Andhika Perkasa - Hendrar Prihadi),” tambahnya.
Di sisi lain, dalam tiga kali survei yang dilakukan Indikator Politik kedua paslon terlihat alami penurunan, terutama pada survei kedua menuju ke tiga.
Tercatat Andhika Perkasa yang meraih 32,6 persen di survei pertama sempat melonjak 44 persen di kedua, lalu turun 43,5 persen di survei terakhir.
Sedangkan Ahmad Luthfi yang sempat konsisten 48,2 persen pada survei pertama dan kedua kemudian turun pada 47,2 persen.
Begitupun dengan efek popularitas yang mengerucutkan bila pencoblosan dilakukan hari ini. Andika dan Hendi cenderung memiliki suara stagnan yaitu 43,6 persen pada survei pertama dan kedua. Sementara Ahmad Luthfi diketahui alami kenaikan dari 47,2 persen menjadi 50 persen.
Burhanuddin sendiri menjelaskan bila saat ini nilai pemilih bisa berubah. Sebab, selain belum mengukur keterlibatan Jokowi yang berulang kali turun gunung, efek partai belum terlihat dalam survei ini.
“Pak Jokowi sendiri turun setelah hasil survei rampung. Sementara baik nomor 1 atau 2 belum menggerekan mesin partai,” terangnya.
Belum lagi nantinya akan ada pengaruh dari politik uang dan peran Gen Z selaku pemilih baru yang masih cenderung belum menentukan pilihan.
Diketahui, survei dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 3.500 orang dengan metodologi multi stage random sampling, dengan margin error 2,3 persen.
Dia memaparkan, survei dilakukan di seluruh kota/kabupaten Jawa Tengah dengan sampling berdasarkan jumlah pemilih setiap kota. Artinya, jumlah responden di Kota Semarang berbeda dengan Kota Magelang. Jumlah pemilih di Semarang tercatat 4,4 persen, sementara Kota Magelang 0,3 persen dari jumlah responden.