Suara.com - Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada merupakan proses pemilihan langsung oleh rakyat untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia.
Namun dalam prosesnya, pendukung fanatik dari masing-masing kepala daerah terkadang terlibat perselisihan karena beda pilihan.
Berikut beberapa tips ampuh untuk menjaga perdamaian saat Pilkada meski berbeda pilihan:
1. Menghormati Hak dan Pendapat Orang Lain
Setiap warga negara memiliki hak untuk memilih pemimpin sesuai keyakinannya masing-masing. Hormati pilihan orang lain meskipun berbeda dengan pilihan kita. Hindari memaksakan kehendak atau menjelek-jelekkan pilihan orang lain.
2. Menjaga Silaturahmi dan Persaudaraan
Perbedaan pilihan politik tidak boleh menjadi alasan untuk memutus tali persaudaraan. Tetap jalin hubungan baik dengan keluarga, teman, dan tetangga meski berbeda pilihan. Ingat bahwa persatuan bangsa lebih penting dari perbedaan politik.
3. Fokus pada Visi Misi Calon
Alih-alih terpaku pada perbedaan, fokuslah untuk mempelajari visi, misi dan program yang ditawarkan para calon pemimpin. Pilih berdasarkan kapabilitas dan komitmen mereka untuk membangun daerah.
4. Menyikapi Perbedaan dengan Bijak
Beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Mendengarkan informasi yang objektif dan terpercaya terkait Pilkada
- Menyalurkan aspirasi dengan cara yang damai dan konstruktif
- Menerima hasil Pilkada dengan lapang dada
- Setelah Pilkada, kembali bersatu membangun masa depan bersama.
5. Membangun Komitmen Bersama
Penting untuk membangun komitmen semua pasangan calon kepala daerah untuk menciptakan Pilkada yang aman, damai dan edukatif.
6. Mengedepankan Toleransi
Jika tidak mengedepankan toleransi dan saling menghargai, maka perdamaian dan kemaslahatan dalam kehidupan menjadi taruhannya. Utamakan sikap toleran terhadap perbedaan pilihan.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan Pilkada dapat berlangsung dengan damai meski terdapat perbedaan pilihan di masyarakat. Yang terpenting adalah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan politik sesaat.