Suara.com - Dalam pertemuan dengan tim pemenangan dan massa pendukung di Nabire, Calon Gubernur (Cagub) Papua Tengah, Meki Frits Nawipa, menyampaikan kritik tajam terhadap janji program Kartu Papua Tengah Sejahtera yang dinilai sebagai janji kosong.
Menurut Nawipa, program tersebut tidak realistis dan berpotensi menyesatkan masyarakat.
"Di Papua Tengah, kita hidup dengan budaya kerja keras. Tidak pernah ada yang memberikan makan secara cuma-cuma; kita harus bekerja dulu, baru makan. Program seperti Kartu Sejahtera itu hanya janji manis," ujar Nawipa dalam pidatonya yang penuh semangat.
Nawipa mempertanyakan keabsahan program Kartu Papua Tengah Sejahtera yang dianggapnya tak didukung alokasi dana yang memadai dari pemerintah daerah.
Baca Juga: Meki Nawipa-Deinas Geley Pimpin Survei Elektabilitas Pilkada Papua Tengah 2024
Menurutnya, anggaran daerah sudah dialokasikan secara spesifik, antara lain 20 persen untuk pendidikan, 10 persen untuk ekonomi, dan 20 persen untuk kesehatan. Ia mempertanyakan, anggaran pembiayaannya.
"Dengan anggaran yang sudah teralokasi seperti itu, dari mana uang untuk membiayai program kartu tersebut?"
Cagub ini berharap masyarakat Papua Tengah tidak mudah tergiur oleh janji-janji politik yang tidak nyata.
"Jangan terpancing dengan ide-ide yang tidak benar dan hanya akan menyesatkan kita," tegasnya.
Lebih lanjut, Nawipa juga turut mengkritik program Kartu Papua Tengah Sehat, yang dinilainya mustahil diwujudkan tanpa adanya rumah sakit milik provinsi.
Baca Juga: Pasangan Meki Nawipa-Deinas Geley Dapat Dukungan Penuh 81.000 Suara di Lapangan Mulia
Ia menjelaskan, fasilitas kesehatan yang ada di Papua Tengah saat ini dimiliki oleh pemerintah daerah setempat, seperti rumah sakit di Mimika yang dikelola oleh Bupati Mimika, serta rumah sakit di Paniai dan Nabire yang masing-masing dikelola bupati Paniai dan Nabire.
“Tanpa rumah sakit milik provinsi, bagaimana mungkin kartu kesehatan itu bisa berjalan? Harusnya seorang gubernur membangun rumah sakit dulu, baru meluncurkan program seperti itu. Ini malah hanya janji-janji yang menyesatkan,” ujarnya.
Lebi lanjut, ia mengajak masyarakat Papua Tengah untuk lebih bijaksana dalam memilih pemimpin. Ia menegaskan bahwa provinsi ini memerlukan pemimpin yang berkomitmen nyata untuk membangun infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar janji politik.
“Kita butuh pemimpin yang benar-benar berbuat untuk Papua Tengah, bukan mereka yang sekadar berjanji tetapi tidak berbuat apa-apa ketika memegang jabatan,” katanya.
Kontributor : Elias Douw