Suara.com - Ketua Komisi II DPR RI Muhammad Rifqinizamy Karsayuda menyebut masih ada anekdot soal penyelenggara pemilu di Indonesia. Lelucon itu berupa anggapan kalau hasil pemilu di Indonesia menjadi yang cepat di dunia.
"Selama ini pemilu di tempat kita ada anekdot. Kalau di Amerika dia akan tahu hasil pemilu, 2 jam setelah pemilu. Di negara lain butuh 6 jam. Di Indonesia katanya sebelum pemilu sudah tahu hasilnya," kata Rifqi ditemui usai acara sosialisasi Sirekap di kantor KPU, Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Menurutnya, anekdot itu muncul akibat berbagai macam asumsi terhadap penyelenggaraan pemilu Indonesia yang dianggap curang, terutama pada tahapan perhitungan suara.
Untuk mencegah kecurangan perhitungan suara tersebut, Rifqi menyampaikan DPR mendukung penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) oleh KPU pada penyelenggaraan Pilkada 2024. Server yang sama sebelumnya juga telah digunakan pada pengelenggaraan Pilpres 2024.
Baca Juga: KPU Klaim Sirekap Buat Pilkada Lebih Canggih dari Pemilu: Sudah Ada Aritematika Guard
"Komisi II DPR RI telah menyetujui peraturan KPU terkait dengan pungut hitung yang di dalamnya mewajibkan KPU untuk membuat pemungutan suara seakuntabel dan setransparan mungkin. Karena itu KPU membuat satu aplikasi yang bisa membuat rakyat Indonesia melihat perhitungan Bupati, Gubernur, dan Walikota di seluruh Kab/kota, Provinsi melalui aplikasi mobile ini," tuturnya.
Rifqi mengingatkan, jangan sampai aplikasi Sirekap bermasalah secara teknis ketika dibuka berbarengan oleh masyarakat untuk menyaksikan perhitungan langsung.
Sebelumnya, Komisioner KPU Betty Epsilon memastikan kalau Sirekap telah dilakukan sejumlah perbaikan. Sehingga sistem kerjanya diharapkan bisa lebih baik dibandingkan saat Pilpres 2024.
Perubahan yang dilakukan seperti dari bentuk yang memang sangat memengaruhi cara kerja Sirekap. Betty menyebutkan, beberapa formulir Sirekap yang baru sudah ditambahkan marker pada kolom dan baris. Sehingga konversi bisa menjadi lebih cepat ke dalam sistem informasi situs Sirekap.
Kalkulator pada sistem dibuat lebih akurat untuk melihat karakter angka. Hal itu untuk antisipasi apabila ada kesalahan perhitungan, server akan langsung mengeluarkan tanda alert.
Baca Juga: PDIP Endus Dugaan Jokowi Cawe-cawe di Pilkada 2024 Libatkan Oknum Kapolda
"Sudah ada aritematika guard, guard itu penjaga. Jadi kalau misalnya 1 tambah 1 itu bukan 2, maka akan ada alert warna merah dan warna kuning dalam sistem sirekapnya mobile yang dipegang oleh KPPS. Lalu untuk beberapa hal yang lain, antara lain adalah ada fitur sekarang perbaikan yang bisa dilakukan oleh KPPS. Jika apa yang dilihat mata itu berbeda dengan ada yang di form C hasilnya," tutur Betty.
Untuk daerah pedalaman yang masih kekurangan akses internet, KPU lebih mengoptimalkan penggunaan Sirekap offline dengan mengirim salinan data PDF melalui bluetooth.