Suara.com - Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil (RK) sempat terlibat dalam adu argumen sengit dengan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) nomor urut tiga, Rano Karno saat debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2024 di Ancol Beach City, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024).
Dalam kesempatan itu, RK menyoroti penurunan indeks pembangunan manusia (IPM) kala Rano Karno menjadi pemimpin Banten.
Mendapat pertanyaan itu, Rano Karno malah menjelaskan, hanya menjabat Gubernur Banten selama satu tahun, sedangkan di periode 2013-2016 hanya menjabat sebagai Plt. Ia pun menyampaikan sejumlah alasan dan kesulitan memimpin Banten.
"Banten tuh sejahtera di Tangerang Raya, cuma daerah seperti Pandeglang dan Lebak memang sulit untuk dikembangkan," ujar Rano.
Namun, Rano menyebut, kekinian Banten semakin berkembang, apalagi dengan adanya 13 proyek strategis nasional (PSN) yang diberikan era Presiden Joko Widodo.
"Alhamdulillah dengan diberikannya status kawasan ekonomi khusus untuk Tanjung Lesung, insya Allah Banten segera bisa mengejar indeks yang akang impikan itu tadi," ucap Rano.
Mendengar jawaban Rano, RK kembali membuka data terkait proyek yang didapatkan Banten dari Jokowi. Namun, IPM di wilayah Banten pun tak ada peningkatan yang signifikan.
"Dengan begitu banyak proyek strategis nasional dari pak Jokowi, saya lihat catatan IPM turun bukannya naik. Tingkat pengangguran terbuka hanya turun tipis. Desa tertinggal juga masih ada 48 saat Bang Rano selesai menjabat. Poin saya, menjadi pemimpin jangan mencari-cari alasan,"
Lebih lanjut, RK pun membandingkan dengan dirinya ketika masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dibawah kepemimpinanya IPM Jawa Barat naik selama lima tahun.
Baca Juga: Pramono Anung Bakal Lakukan Hal Ini untuk Membuat Orang Kembali Bergairah Berbelanja di Tanah Abang
Seperti diketahui, IPM Banten di periode 2012-2017 hanya turun sebesar 0,07 poin. (kontras dengan IPM Jabar yang naik 2,93 poin saat RK jadi Gubernur Jabar 2018-2023).
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Banten hanya turun 0.85% di 2012-2017. Jauh sekali dengan Jabar yang berhasil menurunkan TPT sebesar 3,02% di 2020-2023.
Ia pun mengingatkan seorang pemimpin tidak seharusnya mencari-cari alasan atas ketidakmampuannya.
"Jadi poin saya menjadi pemimpin tidak harus selalu mencari alasan alasan ke orang lain. Mudah-mudahan kalau terpilih kita fokus Kakarta lebih baik di pasangan kita atau abang makasih," katanya.