SDA: RK-Suswono Unggul di Media Sosial dan Online

Kamis, 24 Oktober 2024 | 10:39 WIB
SDA: RK-Suswono Unggul di Media Sosial dan Online
Pasangan Cagub-Cawagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono. [Tangkapan Layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Spectrum Digital Analytics melakukan monitoring perbincangan di media sosial dan online yang dilakukan pada 10 Agustus hingga 22 Oktober 2024. Dalam rentang waktu tersebut terkumpul sebanyak 20.875 data perbincangan dengan total engagement sebanyak 3,7 juta user.

Monitoring ini mencakup pengguna media sosial (Twitter, YouTube, TikTok) dan konsumen berita online nasional seperti Detik, Kompas, CNN, Tribun, dan lain-lain serta media lokal.

Pengambilan data dilakukan melalui metode crawling pada platform-platform ini untuk memastikan representasi yang luas dan komprehensif. Data kemudian diolah menggunakan algoritma NLP (Natural Language Processing) untuk ekstraksi sentimen, identifikasi lokasi, dan perhitungan kedisukaan pembicaraan terhadap setiap kandidat.

Benni Inayatullah selaku CEO Spectrum Digital Analitycs memaparkan, berdasarkan temuan monitoring tersebut, pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono merupakan pasangan yang paling banyak diperbincangkan oleh netizen sebanyak 13.919 data (61,4 %). Pada peringkat dua ada Pramono Anung – Rano Karno yang mendapatkan perbincangan sebanyak 5877 data (32,8%). Pada peringkat ketiga pasangan Dharma Pongrekun – Kun Wardana diperbincangkan sebanyak 1079 data (5,8%).

Baca Juga: Survei Moncer, Anak Benyamin Sueb Optimis Pramono-Rano Menang Satu Putaran

“Kita juga mengukur tingkat kedisukaan netizen terhadap ketiga pasangan tersebut. Berdasarkan data kedisukaan dari 3 pasangan cagub/cawagub DKJ Jakarta yang diperbincangkan di media sosial dan online ternyata Ridwan Kamil- Suswono juga mendapatkan kedisukaan tertinggi sebanyak 86,5%. Selanjutnya Pramono Anung-Rano karno 81.2 % persen dan Dharma Pongrekun-Kun wardana sebanyak 79%, kata Benni dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (24/10/2024).

Menurut dia, kedisukaan terhadap RK-Suswono ini ditopang oleh banyaknya pendukung pasangan ini baik dari Koalisi Indonesia Maju juga datang dari dukungan komunitas seperti 22 komunitas etnik yang ada di Jakarta. RK juga lebih dikenal sebagai Wali Kota Bandung yang berhasil melakukan penataan kota, hal ini jugalah yang diharapkan oleh sebagai besar netizen untuk dilakukan di Jakarta.

Kemudian, untuk sentimen negatif RK-Suswono juga terhitung paling kecil dibandingkan dua pasangan lain yakni di angka 4,9%. Pada urutan dua pasangan Pramono Anung- Rano Karno 5,7% dan Dharma-Kun 7,5%.

Sentimen negatif RK-Suswono lebih banyak berasal dari isu Persib vs Persija di mana pendukung Persija terlihat memberikan sentimen negatif pada sosok RK.

Berdasarkan data yang berhasil digali, pasangan Ridwan Kamil – Suswono terlihat unggul di 3 platform yakni Twitter, Youtube dan online news. Sedangkan pasangan Pramono-Anung hanya unggul di platform Tiktok.

Baca Juga: Mau Bangun Hunian di Atas Pasar, RK Bakal Ajak Orang-orang Tionghoa Kembali ke Glodok jika Menang Pilkada

Sementara itu, Arfianto Purbolaksono, Manajer Riset dan Program, The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) menyatakan, bahwa temuan monitoring perbincangan di media sosial dan online yang dilakukan oleh Spectrum Digital Analytics, menggambarkan dinamika dalam Pilkada Jakarta 2024.

"Pilkada Jakarta masih menjadi salah satu barometer politik nasional. Dukungan partai politik tentunya tidak dapat dipungkiri berpengaruh terhadap perjalanan para kandidat yang berkontestasi," katanya.

Arfianto mengamini pendapat Benni yang menyatakan data perbincangan menunjukkan aktivitas dukungan secara daring kepada pasangan RK-Suswono. Hal ini sejalan dengan banyaknya dukungan dari partai pendukung dari pasangan ini. Begitupula dengan pasangan lainnya.

Akan tetapi, masih ada waktu satu bulan ke depan, tentunya temuan monitoring akan semakin dinamis sesuai dengan momentum-momentum politik yang diciptakan oleh para kandidat guna menarik perhatian dari para pemilih, termasuk dalam debat kandidat.

"Hal ini yang kemudian menjadi tugas dari partai pendukung maupun kelompok pendukung dari masing-masing pasangan untuk dapat menciptakan momentum tersebut dengan berbagai kegiatan kampanye, termasuk di media online," kata Arfianto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI