Suara.com - Pasangan cagub-cawagub nomor urut 3 dalam Pilkada Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno menyerap aspirasi perempuan lewat Gerakan Perempuan Muda Jakarta Menyala (Gemala).
Wakil Sekretaris tim pemenangan Pramono-Rano, Ima Mahdiah mengatakan, acara dialog bareng anak muda ini selain dapat menampung aspirasi kalangan muda, juga dapat memperkenalkan Pramono-Rano di kalangan anak muda.
Mengingat, pada bulan September lalu, berdasarkan hasil survei, elektabilitas Pramono-Rano dikalangan pemilih muda masih belum maksimal.
Namun, Ima yakin hal itu bakal merangkak naik usai Pramono-Rano rajin melakukan blusukan dan belanja masalah dibtengah masyarakat, dan anak muda.
Baca Juga: Pramono Usai Resmi Didukung FBR: Saya Haqqul Yakin Akan Menang
"Itu kan September sebelum debat ya, sebelum debat kemarin. Tapi saya rasa Oktober ini kan sedang berjalan. Saya yakin Gen Z atau anak muda Milenial-Gen Z sudah mulai berubah pilihan," kata Ima, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (13/10/2024).
Terlebih, dari hasil debat Cagub kemarin, paslon Pramono Anung punya banyak program yang realistis untuk anak muda.
"Kalau dilihat dari debat paslon kemarin kan, sudah kelihatan jelas mana yang punya program yang jelas programnya terhadap anak-anak muda," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Pemuda Tim Pemenangan Pramono-Rano, Tina Toon mengatakan, senang bisa hadir dalam diskusi yang dilakukan oleh Gemala. Pasalnya ia bangga bisa berada di tengah para kalangan milenial dan Gen Z.
Sebagai politikus muda, Tina merasa jika anak muda sekarang sudah mulai tertarik dengan dunia politik. Hal itu terlihat dari pertanyaan dan harapannya terhadap paslon Pramono-Rano yang disampaikan mereka.
Baca Juga: Gemala Tampung Aspirasi Gen Z Untuk Pramono-Rano, Isinya Soal Isu Perempuan Dan Permasalahan Jakarta
“Senang banget karena berarti mereka itu sekarang udah ga apatis. Mereka ada peduli dan mereka sekarang sadar bahwa kepentingan mereka juga ada kaitan dengan politik,” jelas Tina.
Dari hasil penyampaian aspirasi dan harapan, kata Tina, mayoritas GenZ menginginkan ksetaraan gender.
Khususnya soal ketersediaan peluang berkarir dalam salah satu instansi yang kebanyakan membuka peluang untuk oara pria.
“Kalau intinya, aspirasinya sebenarnya banyak dari mereka. Tapi yang mereka sampaikan itu sebetulnya lebih ke harapan sih,” ucap Tina.
“Kaya misalnya tadi, mereka merasa bahwa tadi yang dari tenaga kesehatan, mereka maunya bawa, maunya rata nih. Jangan yang perempuan ditaruhnya di mana, yang laki taruhnya di mana. Terus juga, kok tersentralisasi di satu tempat dan lain sebagainya,” tukasnya.