Pengamat Soal Hasil Debat Perdana Pilkada Jakarta: Bicara Kota Global, Pramono-Rano Lebih Konkret

Senin, 07 Oktober 2024 | 13:57 WIB
Pengamat Soal Hasil Debat Perdana Pilkada Jakarta: Bicara Kota Global, Pramono-Rano Lebih Konkret
Pasangan Cagub-Cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung - Rano Karno memberikan pemaparan saat mengikuti debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga menanggapi hasil debat perdana para pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta 2024 yang digelar pada Minggu (6/10/2024) malam.

Nirwono mengatakan, dari tiga pasangan calon yang melakukan debat dengan topik kota global, hanya pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang menjelaskan secara rinci terkait kota global.

Dalam acara debat semalam, pasangan Pramono-Rano memiliki target membawa Jakarta masuk dalam urutan 50 kota global pada 2029. Saat ini kota Jakarta berada di posisi 74 dari 156 kota.

“Ini lebih konkret targetnya. Sementara RK-Suswaono tidak secara spesifik membahas kota global Jakarta dan bagaimana mewujudkannya dalam 5 tahun ke depan, serta targetnya belum jelas,” kata Nirwono, saat dihubungi awak media, Senin (7/10/2024).

Baca Juga: Kolom Komentar Debat Pilkada Jakarta Berisi Promo Judi Online, Susi Pudjiastuti: Menangis

Kemudian, Nirwono juga menyoroti soal tanggapan dari Paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Pasangan Dharma-Kun menurut Nirwono tidak menjelaskan secara rinci soal kota global, yang bakal dibangun.

“Paslon Dharma-Kun sayangnya tidak bisa menjelaskan secara jelas kota global seperti apa yang akan dibangun di Jakarta, yang muncul malah teori konspirasi global,” kata Nirwono.

Dari hasil debat semalam, lanjut Nirwono, hanya paslon Pramono- Rano yang memiliki spesifik program, seperti Benyamin S Award alias Bersih, Nyaman, Indah dan Sejahtera.

“Sangat betawi banget judulnya tetapi maknanya justru menggambarkan kota global itu yang harus bersih, nyaman, dan indah, serta sejahtera warganya selaras dengan 5 kriteria indeks kota global,” ucap Niwono.

Sementara, dua paslon lainnya tidak menjelaskan secara rinci kriteria atau syarat kota global sesuai standart indeks kota global dunia.

Baca Juga: Ridwan Kamil Yakin Bisa Jalankan Program Rp200 Juta Tiap RW

Kemudian, untuk masalah lainnya seperti mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) hanya paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 yang telah menyiapkan profram untuk peningkatan kualitas SDM.

“Sementara paslon 2 belum mampu merinci program kerja seperti apa, dalam menyiapkan kualitas SDM dalam memasuki Jakarta, seperti kota global,” ungkapnya.

Nirwono kemudian menyoroti soal algomerasi Jabodetabek, dalam mengatasi kemacetan lalu lintas dan mewujudkan kota global untuk Jakarta.

“Paslon 3 menyodorkan gagasan perluasan Transportasi Jakarta menjadi Transportasi Jabodetabekpunjur lebih mudah diterapkan, dibandingkan dengan membangun central business district (SBD) baru di beberapa wilayah Jakarta,” katanya.

“(SBD) tidak mungkin diwujudkan cepat dalam 5 tahun. Sedangkan paslon 2 menawarkan kantong-kantong parkir di perbatasan sudah bagus tetapi enggan menambah jumlah armada transportasi,” bebernya.

Nirwono menilai, paslon Pramono-Rano dianggap lebih siap dalam pembahasan transformasi Jakarta menjadi kota global.

“Paslon 3 terlihat lebih siap dalam pembahasan transformasi Jakarta menjadi kota global, Paslon RK-Suswono cukup siap, sedangkan palon Dharma-Kun tidak siap dalam debat perdana ini,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI