Suara.com - Wali Kota Cilegon yang kini tengah cuti selama masa kampanye, Helldy Agustian baru-baru ini mendapat 'Alarm Merah' dari Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf atau UNIS Tangerang, Adib Miftahul.
Adib Miftahul memberi alarm merah untuk calon Wali Kota Cilegon petahana itu berkaitan dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia atau LSI. Survei tersebut menyatakan sebanyak 51,9 persen warga Cilegon tak suka dengan kinerja Helldy Agustian yang kini kembalin maju di Pilkada Cilegon.
Survei tersebut juga memotret masyarakat Cilegon yang menyatakan puas terhadap kinerja Helldy Agustian yakni sebesar 19,4 persen.
Adib Miftahul mengatakan, survei LSI merupakan survei akademis dan tentu saja sangat imliah. Ketika terpotret ketidakpuasan publik Cilegon terhadap petahana mencapai 50 persen lebih, itu berarti alarm berbahaya bagi calon Petahana.
Baca Juga: Pasangan Incumbent Helldy-Alawi Dapat Nomor Urut 2, Optimis Bisa Memimpin Dua Periode
“Alarm kuning dan cenderung merah," kata Adib Miftahul kepada awak media, Minggu (6/10/2024).
Menurut Adib, ketidakpuasan tersebut nantinya bisa diakumulasikan, direpresentasikan di bilik suara. Idealnya, survei petahana itu kepuasannya minimal 50 persen.
"Ini malah kebalik. Yang puas dengan kinerja Petahana hanya 19,4 persen. Ini adalah alarm kuning cenderung merah. Sebab kinerjanya ternyata tidak membuat orang-orang Cilegon kepincut," ujarnya.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional itu memaparkan, Kota Cilegon didominasi pemilih rasional, banyak pendatang karena banyaknya industri.
"Pemilih rasional itu pasti akan melihat soal kinerja, dia sudah berbuat apa? Nah ini sudah terpotret dalam survei. Pemilih rasional yang ada di Cilegon ini yang bakal menentukan," ucapnya.
Baca Juga: Helldy Agustian Paparkan Peluang Investasi di Cilegon Kepada Perwakilan 24 Kedutaan Besar
Karenanya, bagi tokoh-tokoh politik khususnya lawan petahana, jika memiliki visi dan misi serta gagasan yang rasional maka memiliki potensi besar untuk menang.
Lebih lanjut Adib menyebut populasi Masyarakat Cilegon yang mencapai sekitar 300 ribu jiwa lebih dengan 8 Kecamatan dan APBD 2,4 triliun, seharusnya sudah lebih dari kata maksimal untuk mengelola pembangunan di Kota Cilegon.
"Nyatanya kan jalanan masih gelap. Publik akhirnya menilai, hal-hal sepele saja saja tidak beres apalagi hal-hal yang besar, kan gitu," tungkasnya.
Kontributor : Yandi Sofyan