Suara.com - Calon Wakil Gubernur Jakarta Nomor Urut 1 Suswono mengatakan pihaknya tidak akan menganggap pasangan lain sebagai lawan dalam debat Pilgub Jakarta yang akan digelar Minggu (6/10/2024) besok.
“Saya kira debat ya, semua bukan lawan ya, mitra s aja lah ya kompetitor biasa dalam debat seperti itu. Tapo kita tetap akan mengedepankan etika di dalam debat,” kata Suswono di Kantor DPD Gerindra Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2024).
Dengan begitu, Suswono menyebut pihaknya tidak akan merendahkan lawan saat debat perdana berlangsung menghadapi pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana dan Pramono Anung-Rano Karno.
“Ya jadi, insya Allah enggak ada apa istilahnya, merendahkan, itu enggak ada,” ujar Suswono.
Baca Juga: Cak Lontong Sebut Pramono-Rano Tak Mau Jatuhkan Lawan Debat Pakai Istilah Sulit: Tidak Edukatif
Lebih lanjut, Suswono juga mengakui bahwa pihaknya memiliki tim ahli untuk menyiapkan dirinya dan Ridwan Kamil jelang debat Pilgub Jakarta.
“Secara umum kita sudah punya materi buat debat ya. Sejak menyusun visi misi kita sudah ada timnya. Jadi otomatis tinggal mereview saja sih. Artinya, kan setiap debat ada topik-topik tertentu lebih difokuskan kan. Jadi, ya pendalaman itu aja sih,” tutur Suswono.
Sekadar informasi, Debat Pilgub Jakarta nanti berlangsung pada pukul 19.00 hingga 21.30 WIB di JIExpo Kemayoran. Debat ini dimoderatori Aryo Ardi dan Anisha Dasuki.
Adapun tema debat perdana yakni penguatan sumber daya manusia dan transformasi Jakarta menjadi kota global.
Nanti, para paslon akan diminta untuk memaparkan visi misi mengenai penguatan ketahanan budaya; pembangunan SDM; hingga program untuk perempuan, anak, kaum marjinal, dan disabilitas.
Baca Juga: Cak Lontong Pastikan Pramono-Rano Tak Akan Serang Personal Dalam Debat: Kalau Ada Bukan Kita
Debat dibagi dalam 6 segmen. Segmen pertama adalah pemaparan visi misi, segmen kedua dan ketiga menjawab pertanyaan dari panelis, segmen keempat dan kelima tanya jawab antarpaslon, dan segmen keenam pernyataan penutup.
Materi pertanyaan dalam debat perdana disusun oleh tujuh panelis. Di antaranya Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto, Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi Beki Mardani, Peneliti BRIN Siti Zuhro, Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Nurliah Nurdin, Pakar Hukum Unusia Jakarta Ahsanul Minan, Rektor UBK Didik Suhariyanto, dan Ekonom Lingkungan Andhyta Firselly Utami.