Suara.com - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (Rido) menyampaikan komitmen mengatasi persoalan sampah spanduk, bendera hingga stiker yang dihasilkan oleh komunitas politik.
Hal itu disampaikan keduanya saat menghadiri podcast Akbar Faizal. Dalam perbincangan itu, Akbar menyinggung masalah sampah yang dihasilkan komunitas politik.
"Kita bicara tentang keindahan yang berhubungan dengan sampah. Ini sebenarnya saya ada dosa juga di bagian ini, kan. Komunitas politik itu kadang-kadang tidak peduli dengan situasi ini," kata Akbar dikutip Suara.com dari YouTube chanel Akbar Faizal Uncensored, Sabtu (28/9/2024).
Berdasarkan pengetahuannya, seperti bendera, stiker, dan spanduk dipasang di sembarang tempat, tanpa memperhatikan ketertibannya.
Baca Juga: Siap Tarung di Pilgub DKI, Ridwan Kamil Luncurkan 'Keramas Jakarta' dan Pasukan 'Duta Muda'
"Kadang-kadang itu dianggap sesuatu yang biasa. Sudah diterima sebagai sesuatu yang lumrah, tetapi ini kan komunitas politik," ujarnya.
Akbar lantas menanyakan, apakan RK dan Suswono berani mengambil sebuah kebijakan untuk mengatasinya.
"Anda berani melakukan sebuah pengaturan? Di mana kemudian kita merasa, 'ah, sudah sangat mengganggu kota nih.'"
Mendapat pertanyaan itu, RK langsung memberikan jawaban dengan menyinggung pemimpin itu harus memiliki keberanian.
"Ya, satu, pemimpin itu harus berani. Jadi, kalau saya ditanya berani, saya berani," kata RK.
Baca Juga: RK Kena Skakmat Akbar Faizal Soal Solusi Macet Jakarta: Terlalu Menyederhanakan Masalah!
RK kemudian memberikan penjelasan bagaimana atribut-atribut tersebut bisa dipasang di sembarang tempat.
"Yang penting, saya juga tanya ke orang-orang yang suka begitu kan," kata RK.
Menurutnya hal itu disebabkan oleh aturan yang abu-abu, sehinga bisa tetap dilakukan.
"Karena bisnis reklame ya, dia kan mencuri ruang abu-abu. Hitam putihnya nggak jelas. Dia asumsikan bisa dengan sebuah proses," katanya.
Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) ini menekanan latar belakangnya sebagai arsitek yang memilki kepentingan untuk tetap menjaga keindahan tata kota. Sehinga dia menyebut dirinya berani membuat aturan tetap menjaga keindahan visual tata kota.
"Kami hanya butuh edukasi, butuh waktu bagaimana menerangkan mana yang boleh, mana yang enggak boleh," ujarnya.