Suara.com - Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengaku punya dua solusi untuk atasi kemacetan di Jakarta. Solusi tersebut ia rencanakan dengan melihat penyebab kemacetan Jakarta akibat adanya penumpukan pergerakan.
Menurutnya, mobilitas yang terjadi di Jakarta tidak hanya dilakukan oleh warga Jakarta sendiri. Tetapi juga ada banyak pendatang dari kota-kota sekitarnya atau Bodetabek. Sehingga kemacetan di jalan bisa diurai, pemerintah provinsi perlu memastikan penggunaan fasilitas kendaraan umum lebih banyak digunakan.
"Atasin kemacetan itu ideologinya dua. Satu memfasilitasi pergerakan, dikasih MRT, dikasih LRT, dikasih (jalur) sepeda, dikasih Transjakarta. Itu namanya ideologi. Memfasilitasi pergerakan yang hari ini kapasitasnya 30 persen tapi yang pakai baru 10 persen. Jadi barang yang ada sudah memadai, tapi yang pakai baru 10 persen," kata Ridwan Kamil dalam diskusi Dialog Publik Seni di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (23/9/2024).
Mantan Gubernur Jawa Barat itu beranggapan bahwa perlu lebih banyak edukasi agar masyarakat lebih sering memanfaatkan transportasi umum. Sehingga keterisiannya lebih optimal, dengan begitu jumlah kendaraan di jalan raya pun diharapkan berkurang.
Baca Juga: Soal Nomor Urut Pilkada Jakarta, Pramono Anung: Semua Nomor Berkah Bagi Kami
Cara kedua untuk mengurai macet di Jakarta, yakni mengurangi pergerakan masyarakatnya.
Ridwan Kamil mengemukakan bahwa masyarakat Jakarta nantinya bertempat tinggal, bekerja, dan rekreasi hanya dari satu daerah di Jakarta. Sehingga tidak perlu terlalu sering lakukan mobilisasi.
"Makanya kita akan berinisiasi membangun (pemukiman) di atas pasar, membangun di atas stasiun. Di negeri lain membangun di atas jalan, di atas sungai. Kemudian di luar Jakarta, diperbanyak kantor-kantor pusat pertumbuhan seperti Simatupang. Jadi tata ruang ini ingin kita adilkan," tuturnya.
Cara kedua itu dia sebit sebagai konsep memadatkan kebutuhan murah di tengah kota dengan juga memperbanyak pusat pertumbuhan di sekelilingnya. Menurut Ridwan Kamil, konsep tersebut juga adil bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang punya impian hidup di tengah kota.
"Mudah-mudahan kami diberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa keadilan tata ruang itu bisa dihadirkan dengan cara-cara inovasi seperti itu. Sambil membareskan kekumuhan," katanya.
Baca Juga: Pengundian Nomor Urut Pilgub Jakarta: RK-Suswono No 1, Dharma-Kun No 2, Pramono-Rano No 3